Monday, December 29, 2014

Saringan Kehidupan Dalam Hubungan


Aku sebagai manusia pasti punya kelurangan, itu pasti. Begitu juga setiap manusia lainnya. Kadang kala, kita bisa saja bergesekan. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Itu jg terjadi di dalam kehidupanku.

Ketika ada masalah yg terjadi, tentu ada rasa tidak suka dan perselisihan pun tak dapat dihindari. Namun pada akhirnya, kita pun belajar sesuatu bukan? Setidaknya kita jadi tahu bahwa si A ini ga bisa diginiin, atau si B orangnya kaku.

Pertanyaan selanjutnya adalah : apa yang harus kita lakukan pada hubungan tersebut? Aku sendiri akan selalu ngomong langsung pada orangnya. Lebih baik sih saat emosi sudah dingin.
Biasanya ada salah satu hal yg pasti terjadi di antara 2 hal ini yaitu :
1. Hubunganmu bisa tambah erat
2. Hubunganmu akan tambah renggang

Yang mana hasilnya? Ditentukan oleh salah satu pihak yg berselisih tersebut. Hal ini berlaku untuk semua hubungan. Cuma saya perlu mengingatkan kalau hubungan suami istri meskipun bisa merenggang, jangan sampai bercerai ya. Karena kalian adalah satu. Rekonsiliasi sangat diperlukan saat merenggang seperti itu.

Beda ceritanya kalau pertemanan. Terkadang ada temen yg dulunya deket banget, sekarang langsung menjauh. Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin dia tidak bisa menerima kekurangan kita. Kalau hal ini yg terjadi pada pertemananmu, ambil positifnya aja.

BERARTI TEMAN-TEMAN DI SEKELILING KITA ADALAH TEMAN-TEMAN YG MAU MENERIMA KITA APA ADANYA, TERMASUK KEKURANGAN KITA.

Setidaknya, dia masih bisa mengatasi kekurangan kita. Teman-teman seperti inilah yg kita perlukan di dalam hidup kita. Jadi jika kita kehilangan 1 teman karena kekurangan kita, ingatlah bahwa dia berarti bukanlah teman buat kita karena tak dapat menerima kita apa adanya.

Bagaimana kalau berselisih dengan keluarga? Ingatlah bahwa ikatan darah lebih kuat dari apapun. Meskipun tanpa hubungan darah sekalipun, tapi karena mereka sudah kita panggil sebagai ibu, ayah, kakak, ataupun adik, berarti mereka adalah keluarga kita. Keluarga yg ada bersama kita selama ini. Rekonsiliasilah dengan mereka. Mungkin butuh waktu, ada yg puluhan tahun malah, tapi demi kedamaian hidup kita pribadi, rekonsiliasi sangat diperlukan.

Akhir kata, saya mau kembali mengingatkan bahwa kita semua adalah orang yang tak sempurna. Jadi ketika perselisihan itu terjadi, sadarilah bahwa hal itu akibat dari kekurangan kedua belah pihak. Bukan salah satunya aja. Jadi jangan cepat menghakimi seseorang. Jika saja, salah satunya punya kelebihan, maka perselisihan tak mungkin terjadi. Jika kamu yang mengalah, apakah rugimu? Bukankah kita sedang mempraktekkan kasih? Apalagi kepada seseorang yg harusnya kita kasihi seperti diri kita sendiri

Ingatlah, jika teman yang satu pergi, itu kehendaknya
Tapi kita perlu memperbaiki diri kita
Agar teman yang tinggal mendapatkan manfaatnya
Kita pun jadi berkat buat sekeliling kita

Thursday, November 20, 2014

Kenapa Nyamuk Berdengung di Telinga?


Kalian tahu kan tentang suatu makhluk yang suka mengganggu tidur itu? Namanya nyamuk. Punya sayap dan tubuh yang kecil tapi berisiknya minta ampun. Soalnya dia sukanya berdengung dekat telinga sih. Kok nyamuk gangguin banget sih? Ini sebabnya

Sebenarnya, nyamuk yang berdengung itu berasal dari nyamuk jantan. Nyamuk jantan berdengung untuk menunjukkan kejantanannya. Suara dengung itu dihasilkan dari kepak sayapnya yang punya kecepatan berbeda tiap detik. Frekuensi suara sayap nyamuk jantan berkisar dari 550-650 Hz sedangkan nyamuk betina kisaran 350-450 Hz (atau kepakan sayap per detik).

Biasanya nyamuk tersebut berdengung secara berpasangan. Melalui dengungan itu, ada keharmonisan di antara keduanya agar saling mencocokkan. Peneliti memperkirakan, dengungan nyamuk jantan ini digunakan nyamuk betina untuk menguji tingkat kebugaran nyamuk jantan sebelum kawin.

"Nyamuk betina menggunakan harmoni dengung untuk mencari pasangan yang cocok. Jika si pejantan terlalu lambat atau tidak cocok dengannya, maka si betina akan terbang menjauh," ujar Ronald Hoy, pemimpin studi dari Cornell University, seperti dilansir dari Livescience, Sabtu (25/9/2010).

Lantas mengapa harus berdengung di dekat kepala? Hal ini dikarenakan dari sisi nyamuk betinanya. Nyamuk jantan tidak mau menyantap darah untuk anak-anaknya, tapi di sisi lain nyamuk betina melakukannya. Karena hal itu penting bagi kelahiran bayi-bayinya yang memerlukan panas tubuh, kelembaban, dan karbon dioksida. Karbon dioksida itu sendiri banyak terdapat di sekitar kepala kita. Karenanya mereka sibuk berkeliling di sekitar kepala kita dan mengganggu pendengaran yang terletak di bagian kepala.

Monday, November 17, 2014

Film Reviews : Kungfu Jungle, Aksinya Gilaaaaa

Produser : Catherine Hun, Alex Tong
Produksi : Emperor Motion Picture
 Sutradara : Teddy Chan
Durasi : 100 Menit
Genre : Action Dewasa
Rilis : November 2014
 

Film yang satu ini gila banget. Dari awal sampai akhir, pertarungannya makin seru. Apalagi yang terakhir ketika Ha (Donnie Yan) harus berhadapan dengan Fung (Baoqiang Wang). Awalnya Ha adalah seorang narapidana yang baik. Mantan instruktur polisi ini tidak pernah bertingkah sampai suatu hari dia melihat sebuah tayangan di televisi tentang pembunuhan terhadap seorang pesilat terkenal.

Dia pun menawarkan jasanya kepada polisi untuk menangkap Fung dengan jaminan kebebasannya. Dia menceritakan kepada mereka bahwa dia tahu siapa saja yang akan dibunuh selanjutnya. Hal ini membuat polisi yang tidak menemukan bukti penting jadi berharap pada informasi Ha.

Keluar dari penjara, Ha mendatangi pacarnya yang juga seorang instruktur silat khususnya pedang. Ternyata kemudian terjadi fakta yang mengejutkan. Ha rupanya sudah mengenal Fung jauh sebelum Fung membunuh para korbannya.

Kegilaan Fung, kecurigaan polisi terhadap Ha, keinginan sang pacar yang ingin melindungi Ha, begitu juga keinginan para polisi dalam menangkap penjahat membuat plot film ini menarik. Yang lebih seru lagi adalah aksi pertarungan yang terjadi antara Fung dengan para korbannya. Begitu juga pertarungan klimaks antara Ha dan Fung.

Film ini sangat layak untuk ditonton untuk orang dewasa tapi sangat dilarang bagi anak kecil karena banyak mengandung unsur kekerasan. Satu hal yang menarik dari film ini adalah alur cerita yang tidak monoton sehingga penonton pun dibuat penasaran bagaimana kisah selanjutnya. Meski ide ceritanya sederhana, tapi film ini dapat memikat Anda selama kurang dari 2 jam ke depan.

Friday, October 31, 2014

Lubang di Tengah Jalan

Pagi-pagi buta, saat matahari belum lagi terbit dari peraduannya, aku sudah bangun dan mulai membawa tas gendong yang berisi pakaianku. Aku pun mulai melarikan motorku ke rumah tante yang berjarak sekitar 10 kilometer, yang harus kutempuh dengan bermodalkan lampu jalanan dan lampu motorku saja.

Jika saja itu siang hari, jalan menuju rumah tanteku mudah ditempuh karena lewat jalan belakang. Tapi karena ditutup, aku harus lewat jalan depan yang begitu jauh dan tidak rata. Karena takut keadaan yang sepi, kularikan motorku dengan kecepatan 800 kilometer per jam (0-nya dibuang satu ya).

Saat sudah makin mencapai tujuan, tiba-tiba helmku diterbangkan angin. Pada akhirnya, aku harus berhenti - cukup mendadak mengingat aku sedang melarikan motorku dengan kecepatan tinggi - dan mengambil helm tersebut. Ada rasa kesal di dalam diriku - ya biasalah aku juga manusia - karena aku buru-buru tapi malah harus terhenti karena helm yang tak tahu diri tersebut.

Tiba-tiba aku dikejutkan saat aku sudah kembali berkendara dan melihat sebuah lubang besar di jalanan yang akan kutempuh selanjutnya. Lubang itu kira-kira seukuran baskom, baik besar dan dalamnya. Bagaimana jika tadinya aku tetap dalam kecepatan superman mengendarai motorku dengan suasana cahaya yang tak begitu terang? Apa yang akan terjadi padaku kalau begitu?

Kadang ya, di dalam hidup ini aku seringkali juga merasa kesal. Aku kesal kenapa sih kadang masalah datang bertubi-tubi. Belum juga bernafas, ada satu lagi yang mengganggu. Ada juga masalah yang menggangguku dengan konsisten. Kayaknya aku disuruh tidak boleh hidup tenang. Tapi aku salah.

Seandainya masalah itu tidak datang di dalam hidupku, aku pasti akan terjatuh. Sama seperti kalau helm itu tidak lepas, aku pasti akan terjatuh dan mungkin terluka karena kecelakaan. Seringkali aku tidak bisa melihat hal seperti itu, sehingga yang kuucapkan hanyalah omelan.

Start now (aku harap nggak end soon) aku akan terus bersikap positif di setiap permasalahan yang aku hadapi. Aku akan melangkah dengan penuh kepastian bahwa segala sesuatu itu terjadi buat kebaikan aku. Memang sih kesal, sedih, kecewa, atau mungkin sakit hati tapi aku harus punya respon yang positif.

Tuesday, October 21, 2014

Arti Nama Joko Widodo dan Padanannya dengan Indonesia


Nama Joko  Widodo, presiden ke-7 Indonesia mungkin terdengar biasa saja sampai kamu tahu apa artinya. Joko adalah nama yang umum dipakai oleh orang Jawa, tapi apakah artinya? Joko berarti seorang lelaki muda atau anak muda yang sukses. Widodo sendiri berarti sejahtera, teguh, bijaksana. Nama Widodo berpadanan dengan kata pengaruh dan kekuasaan.

Dan itulah yang terjadi saat ini. Seorang Joko (pemuda sukses tukang kayu) menjadi seseorang yang memegang kekuasaan tertinggi di Indonesia (Widodo). Jika seorang pemuda yang memulai usahanya sendiri lalu sukses, berarti dia seorang yang cakap. Jika dia memegang tampuk kekuasaan, maka kesuksesan pun akan diraih. Apalagi jika kebijaksanaan itu ada di dalam dirinya dan dia teguh dalam memegang prinsipnya. Itulah impian yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia.

Indonesia butuh seseorang yang mampu mengubah Indonesia, itulah impian kita selama ini. Seperti Salomo (Nabi Sulaiman) yang bijaksana mampu mensejahterahkan tanah kelahirannya, begitu pula yang diharapkan pada Jokowi yang namanya pun memiliki arti kebijaksanaan.

Pada pundak Jokowi, ada harapan masyarakat agar Indonesia menjadi negara yang makmur sejahtera (sesuai sila kelima); melalui pemimpin yang bijaksana dan krunya sebagai wakil rakyat (sila keempat); dimana hal itu bisa terjadi karena salam tiga jari, tidak ada lagi perbedaan politik, kepentingan, ataupun hal-hal yang berhubungan dengan SARA sekalipun (sila ketiga); saat manusia adil dan beradab dengan arti kata lain korupsi yang terpenggal dan kepentingan rakyat yang diutamakan (sila kedua); dan bercermin / berpusat pada rasa takut akan Allah yang Maha Tahu (sila pertama).

Saya pribadi sangat berharap pada presiden Indonesia yang satu ini. Saya hidup dalam masa 5 presiden lainnya (kecuali masa pemerintahan Soekarno) dan saya sangat bersyukur telah bisa menikmati setiap keunikan masing-masing dari pemerintahan mereka. Saatnya, saya melihat Indonesia lebih maju, jauuuuhhhh lebih maju lagi di tangan presiden Jokowi. Selamat  bertugas Pak Presiden!!!

Wednesday, October 1, 2014

Cara Ajarkan Anak-Anak Cinta Produk Lokal

Mencintai produk lokal harus dilakukan oleh semua masyarakat di bangsa ini. Permasalahannya saat ini adalah kita dari kecil tidak ditanamkan nilai-nilai tentang hal itu. Bahkan, kita seringkali tidak tahu mana saja yang merupakan produk lokal, asli Indonesia. Untuk itu, sebagai orangtua kita sebaiknya mengajarkan anak-anak untuk mencintai produk lokal. Berikut tipsnya :
Orangtua Tahu Produk-Produk Lokal Lebih Dahulu
Jika orangtua sendiri tidak mengetahui apa saja produk lokal Indonesia, bagaimana mungkin bisa mengajarkan pada anak untuk mencintai produk-produk dalam negeri.
Tahu Manfaatnya dan Memang Baik
Namanya juga produk lokal, ada kalanya kurang dikenal sehingga tidak tahu manfaatnya secara keseluruhan. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui apa manfaat yang ditawarkan suatu produk.
Mendatangi Pameran Bertema Cinta Produk Lokal Bersama Anak
Untuk lebih mendalami hal ini, tentu belajar langsung dengan mendatangi pameran bertema cinta produk lokal bersama anak akan sangat membantu. Hal ini akan membuat anak mengerti bagaimana usaha yang dilakukan, apa saja yang perlu dipelajari di sana, dan berikan juga arahan masa depannya nanti. Karena anak adalah generasi penerus usaha.
Kenalkan Kekayaan Indonesia
Ada banyak kekayaan Indonesia yang belum dieksplor dan dilestarikan. Produk-produk yang berhubungan dengan hal tersebut pun belum banyak dibahas. Hal ini sangat penting untuk dikomunikasikan kepada anak-anak. Biarkan mereka melihat dan mencintai negeri mereka ini.
Berikan Pengertian Apa Manfaatnya dengan cinta Produk Lokal
Apa manfaatnya dengan mencintai produk lokal? Tentunya dengan membeli produk lokal sendiri, sirkulasi uang akan mengalir ke dalam negeri sendiri dan bukannya ke negeri orang lain. Karena perputaran uang tersebut, mengakibatkan Indonesia mempunyai bisnis yang maju dan kompetitif karena banyak pembelinya. Hal ini tentunya mendatangkan kesejahteraan buat masyarakat.
Membeli Produk Lokal Secara Konsisten
Terakhir dan yang paling penting, belilah produk-produk yang memang Anda pakai dan tahu manfaatnya itu secara konsisten. Lama-kelamaan anak-anak akan mengikuti jejak Anda sebagai orangtuanya dan akan membeli produk yang sama saat dia dewasa, terutama jika produk tersebut memang bermanfaat untuknya.
Memang di Indonesia belum banyak orang yang sadar akan hal ini dan belum tahu produk-produk apa saja yang merupakan produk lokal. Tapi dimulai dari suatu keluarga ke keluarga lain, percayalah bahwa cinta akan produk lokal akan menambahkan devisa bagi negara dan hal itu berarti kesejahteraan masyarakat meningkat.

Wednesday, September 24, 2014

Anda Adalah Anda Untuk Suatu Alasan

Puisi ini ditulis oleh Russell Kelfer dan diambil dari buku Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini? Puisinya sebagai berikut :

Anda adalah Anda untuk suatu alasan
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang pelik
Anda adalah suatu desain unik yang berharga dan sempurna
Disebut lelaki atau perempuan khusus milik Tuhan

Anda berpenampilan seperti itu dengan suatu alasan
Tuhan kita tidak membuat kekeliruan
Ia merajut Anda dalam kandungan,
Anda benar-benar apa yang ingin Ia ciptakan

Orangtua Anda adalah orangtua yang dipilih-Nya,
Dan tidak peduli apapun yang Anda rasakan,
Mereka dirancang khusus sesuai dengan rencana Tuhan
Dan mereka memiliki materai sang Ahli

Memang trauma yang Anda hadapi tidak mudah.
Dan Tuhan menangis karena itu begitu menyakitkan Anda
Tetapi itu diizinkan untuk membentuk hati Anda
Supaya Anda tumbuh menjadi serupa dengan-Nya

Anda adalah Anda untuk suatu alasan
Anda telah dibentuk dengan tongkat Tuhan
Anda adalah Anda, saudara yang kekasih
Karena ada Tuhan!

Wednesday, September 17, 2014

Sudah Jatuh Tertimpa Durian dan Diberi Makan Ampas Pula



"Sumpah deh, baru kali ini gue dijadikan budak dan gue rela aja," ujar Sinta sembari duduk di kursi kerjanya sambil menghempaskan berkas-berkas yang tadinya dia pegang.

"Yeeee, dikasih kerjaan tuh harusnya bersyukur. Ingat Sin, apa tujuanmu dari awalnya." balas Juwita, yang duduk di sampingnya.
 
Sinta menghela nafas panjang

"Iya sih, tapi gue pikir ga seberat ini Wit," ujarnya lagi.

"Terus, elo maunya ongkang-ongkang kaki, ngetik ini itu sedikit, terus selebihnya tinggal kasih ke bos dan elu bisa sambil ngecat kuku gitu?"

"Ya ga juga sih, tapi kan ga gini-gini amat, kayak jadi budak tahu ga sih? Kadang gue jadi berpikir sendiri sebenarnya apa ya yang gue mau? Gue jg ga ngerti nih!"

"Nah itu dia, cari tahu dong. Hidup kan hidup elo sendiri, mau sesuatu yang fun, atau apa ya itu pilihan elu tapi apa elo udah ketemu? Parah ya nih anak"

Sinta terdiam.

***

Melodi mengalun lembut di telinga Sinta. Akhir-akhir ini, dia galau berat. Kata orang sih, kayak jadi mumi hidup gitu deh. Atau mungkin robot ya. Ya, pokoknya itulah kurang lebih keadaan Sinta. Dia sedang menikmati malam hari setelah pulang kerja. Penat, capek, letih, lesu, lemas, apa lagi ya. Ya pokoknya lagi ga berdaya gitu. Hidup segan, mati ga mau.

Masalahnya cuma 1, dia merasa hidup itu sia-sia. Bayangin aja (jangan kelamaan bayanginnya, hehehhe), Sinta baru tahu kalau dia hanyalah anak angkat. Orangtua yang selama ini begitu menyayanginya itu hanyalah orangtua angkat. Ga hanya itu, dia juga mendapati bahwa Boni, pacar keenamnya itu hanyalah pacaran dengannya supaya sang mantan cemburu. Nah, kalau elo pikir nasib Sinta apes banget, masih belum apa-apa tuh.

Karena putus dari sang pacar dan masih bingung bagaimana harus bereaksi menghadapi kenyataan kalau dirinya anak angkat, Sinta kan kerjanya jadi ga karuan. Karena itu, dia dipanggil sama bosnya. "Kerja kok ga profesional? Apa kamu pikir ini kantor milik orangtuamu?" ujar si Bos.

'Orangtuaku? Orangtuaku yang mana ya? Aku malah ga tahu yang asli itu ada dimana,' pikir Sinta dalam hatinya. Karena terkesan cuek, soalnya Sinta lagi mikirin masalah pribadinya itu, dia ditambah lagi 'pelajaran' dari si bos selama 2 jam dan ditambahin tugas-tugas kantor yang menumpuk.
"Kamu harus belajar di sini, biar jadi profesional. Nah, ini ada beberapa berkas yang harus kamu bereskan. Kalau ga ngerti, baru tanya saya. Tapi tolong selesaikan hari ini ya..." ujar si bos pada akhirnya.

"Gue kacau banget deh ini...apa gue harus cari orangtua asli gue ya? Hmmm, tapi nanti takut melukai hati orangtua gue sekarang. Gue harus berenti kerja apa ya? Soalnya gue terima gaji juga minim banget, rok gue aja kalau minimnya. Tapi kerjaannya kalau bos lagi baek sih, ya enak juga sih. Tapi gue sebenernya mau apa ya dalam hidup gue? Nah, belum lagi yang namanya X itu (X yang dimaksud Sinta adalah mantan pacarnya, yang males dia sebutin bahkan namanya). Gue harus cari yang lebih ganteng dari dia. Enak aja dia, dia pikir gue ini pesulap kali, sampai-sampai gue dipacarin biar pacarnya bisa balik.

Aaarrrrrrggggghhhhh, sebel sebel sebeeeeeellllllllll

Kacau nih dunia, mau sampai kapan gue kayak begini? Gue harus ngapain? Hidup gue ini buat apa sih? Apa sih yang gue cari?"

ujar Sinta dalam hati sambil mengacak-acak rambutnya. Maunya dia sih teriak-teriak, cuma takutnya nanti malah dimasukin ke rumah sakit jiwa.

***

Sinta mencoba pergi ke restoran langganannya, yang ga jauh dari tempatnya bekerja.
Kata artikel yang dia baca tadi pagi, kalau lagi galau harus pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan hatinya. Jadi pegilah dia ke sana bermaksud makan mie kangkung kesukaannya.

Sepuluh menit pertama sih berhasil. Dia memusatkan perhatian pada menu, padahal udah pasti milihnya mie kangkung. Abis itu, dia ngobrol-ngobrol sama pemiliknya sekaligus sang koki andalannya. Tapi setelah itu, pikirannya kacau lagi.

"Duh, gue kira-kira gimana ya? Masa mau hidup begini terus? Dulu sih pegi ke sini bareng X. Ih ngapain gue ingat-ingat X mulu. Ingat apa ya? Masa ingat tentang status gue yang ga jelas ini?"

"Mbak...mbak....mbaaaaaaak" ujar si koki.

"Eh iya, sori bu, ini mie kangkung saya ya?" kata Sinta sambil mengambil mangkok di tangan ibu penjual mie. Ibu itu langsung aja menjauhkan mangkuk tersebut sambil berkata,
"Bukan mbak, ini buat mas sono. Tapi saya mau nanyain mbak mau minum apa?"

"Ooooooh, hehehhehehehe....minum teh manis aja bu" ujar Sinta salah tingkah.

Sewaktu mie kangkungnya disodorkan, Sinta harus dipersilahkan dua kali sebelum makan. Abis dia takut salah ambil lagi. Tapi setelah itu, dia makan dengan cepat seolah-olah ada yang memburunya. Dalam waktu 5 menit, mienya langsung abis. Si ibu hanya bisa memelototinya. Sinta tersenyum polos, seolah-olah tak tahu apa yang terjadi.

Sepanjang jalan menuju rumah, karena lewat gang-gang gitu, Sinta kali ini berjalan bagaikan vampir. Kayak loncat-loncat gitu lho, aneh kan yaaa

***

Sinta mencoba pergi ke pantai. Karena katanya pantai juga memberikan ketenangan. Pantai yang terdekat adalah Pantai Ancol, makanya dia menuju ke sana.  Tapi kemudian dia menyesal karena sepertinya hanya dia yang pergi sendiri. Yang lain, ada yang pacaran di beberapa tempat, ada yang sekeluarga pergi jalan-jalan dan duduk sambil bersenda gurau. Di sana, Sinta juga melihat satu keluarga yang merayakan ulang tahun sang ayah.

'Dulu aku dan mami papi juga pernah seperti itu. Aku ulang tahun yang ke berapa ya? Kayaknya pas aku lagi remaja, kayaknya bahagia banget. Tiba-tiba aja diajak makan seafood kesukaanku, ditambah lagi dikasih uang saku yang lumayan banyak.' pikir Sinta sambil mengenang.

Dia ingat ketika orangtuanya mencium pipinya. Foto mereka bersama masih tersimpan di kamarnya, di sudut ranjang, di atas meja kecil, tempat yang selalu dia pandangi sambil berkata, "Betapa beruntungnya aku punya keluarga seperti ini"

'Tapi sekarang gimana? Mereka bukan lagi keluarga yang aku kenal dulu....' Sinta pulang dengan keadaan makin galau.

Beberapa hari dia seperti itu, pergi ke perpustakaan yang katanya bisa memberikan ketenangan. Ikut pergi ke gunung, padahal seumur-umur belum pernah pergi. Mencoba hang out dengan teman-teman lama, tapi di antara semua kegiatannya itu, pikiran-pikiran itu selalu terselip.

***

'Hari ini pergi ke mana ya? Bosen juga pegi-pegi, ngabisin duit aja. Juwita juga ga bisa, udah ada kencan sama pacarnya. Mungkin gue di kamar aja deh...' pikir Sinta siang itu di kantor.

Saat itu, pekerjaannya sudah sedikit memberikan kelegaan. Pekerjaannya sebagai konsultan akuntan itu memang menyita waktu. Tapi dia tahu inilah keinginannya sejak dari dulu. Dia suka jika diberi hitung-hitungan, angka-angka yang memusingkan kebanyakan orang, dia juga suka jika disuruh mengatur uang sumbangan saat ikut jadi panitia bantuan dalam keadaan darurat. Semuanya dimulai ketika dia masih kecil.
Sinta jadi ingat masa kecilnya deh, ini nih masa kecilnya.

Waktu itu umur Sinta baru 8 tahun. Karena dia anak tunggal, dia sering bermain sama sepupunya yang tinggal di dekat rumah. Sinta sendiri setiap hari diberi uang jajan. Tapi waktu itu di sekolah ada proyek "Menabung Untuk Memberikan". Tabungan itu rencananya akan digunakan untuk diberikan pada anak-anak yang menderita kanker tapi tak mampu membiayai pengobatannya. Karena ada proyek di sekolah, dia tidak bisa ikut jajan ketika melihat sepupunya beli es krim. Dia hanya bisa mupeng.

Kemudian dia datang kepada ayahnya. "Pi, tambahin uang jajanku dong..."

"Kenapa?"

"Itu si Dwi kok bisa makan es krim sedangkan aku ga bisa?"

"Lho, memangnya uang jajanmu dikemanain?"

"Itu Pi, aku tabungin buat project di sekolah, katanya mau dikasih buat anak-anak yang menderita kanker. Kanker itu apa sih Pi?"

"Kanker itu penyakit yang parah Sin. Kalau kamu mau tahu, sini duduk di sini, papi kasih tahu."

Lalu mulailah sang ayah mengajarkan pada anaknya tentang penyakit tersebut. Setelah penjelasan tersebut, ayahnya kembali bertanya, "Jadi, ada yang mau kamu tanyain?"

"Ada Pi"

"Apa?"

"Jadi, uang jajan Sinta ditambahin kan ya?"

Pertanyaan itu menimbulkan gelak tawa dari ayahnya. Sinta masih ingat bagaimana ayahnya kemudian dengan bijaksana memberikan masukan.

"Sin, uang jajan kamu kan nggak semuanya buat disumbangkan. Guru bilang hanya Rp 1000 kan? Nah, sisanya biasanya kamu apain?"

"Ya itu Pi, aku kadang beliin karet gelang, kadang buat jajan es keliling, kadang sih buat beli jajanan laen Pi. Kan di sekolah tuh banyak Pi jajanannya."

"Nah, kenapa ga coba kamu tabung aja lagi Sinta. Kan Papi kasih kamu Rp 2500 tiap hari. Rp 1000 buat kamu sumbangin, sisanya Rp 1500? Papi kasih usulan mau? Usulan Papi ini bisa bikin kamu kaya, bahkan kamu bisa jajan sepuasnya." Sinta pun mengangguk bersemangat.

"Cobalah untuk menyisihkan uang jajan kamu. Misalnya aja nih ya. Rp 1000 kan sudah buat proyek. Nah, misalnya Rp 1000 buat ditabungin, sisanya baru buat jajan. Kalau misalnya Rp 1000 ini tiap hari dikumpulin, selama sebulan kamu dapat Rp 30 ribu lho. Coba berapa banyak jajanan yang bisa kamu makan dengan Rp 30 ribu itu?"

"Wah, aku bisa makan es krim ribuan kali, kali ya Pi"

"Wkwkwkkwk, ga sampai ribuan sih, tepatnya bisa 60 kali dalam sebulan. Nah, banyak kan? Apalagi kalau kamu tabungin terus, kamu itung-itung nanti, kamu bisa beli sepeda lho"

Sinta yang waktu kecil memang doyan bersepeda, langsung mengangguk bersemangat. "Oke deh Pi, aku dibeliin celengan ya?"

Sinta mengenang kejadian itu dengan masih sangat jelas. Dia jadi kangen sama ayahnya, tapi dia kemudian menyadari bahwa ayahnya bukanlah ayah kandungnya. Namun, ayahnya inilah yang mengajarkan dia arti tentang uang.

Sorenya Sinta pulang ke rumah dengan lunglai. Selain pekerjaannya menguras tenaga, pikirannya pun ikut menguras tenaganya. Dia bermaksud ingin tidur cepat, tanpa makan malam.

"Nak, bolehkah Papi dan Mami ngomong sebentar?"

Sinta melihat ayah ibunya dengan perasaan kangen. Biasanya mereka bagaikan sahabat, curhat dan cerita serta saling mengejek dengan perasaan sayang. Sinta melihat keduanya yang seolah-olah takut ditolak. Sinta melihat kekuatiran dan juga permohonan yang tulus.

Sinta pun mengangguk

Mereka menuju ke ruang keluarga

Setelah duduk beberapa lama, ibunya mulai berkata.

"Nak, maafkan kami karena selama ini merahasiakannya darimu. Kami pikir itu yang terbaik, Nak tapi sesungguhnya tidak. Meskipun berat, harusnya kami katakan padamu.

Waktu itu, Mami sedih karena anak yang Mami kandung meninggal dunia. Nah, waktu itu kamu pun baru dilahirkan ke dunia. Mamamu yang sesungguhnya meninggal dunia karena melahirkan kamu. Papamu ingin bunuh diri, tapi keburu dicegah Papi. Saat itu, untung Papi ada di atas sana sambil merenung kenapa anak kami harus pergi dengan cepat."

Si ibu mencoba tabah, tapi tanpa sadar air matanyapun jatuh. Ayahnya terlihat memberikan tepukan di bahu sang istri. "Ayahmu kemudian pergi mengembara di lautan. Jangan salahkan dia Nak. Bukannya dia tidak sayang padamu, namun hatinya sedang sangat sedih waktu itu. Maklum, dia dan istrinya menikah tua, setelah bertemu lagi.

Mereka adalah teman SMP yang waktu itu saling jatuh cinta. Mereka pernah memperjuangkan cinta mereka namun ditentang. Nah, setelah usia 40an, mereka bertemu dan ternyata sama-sama sendiri. Ibumu ditinggal mati suami sebelumnya tanpa anak dan ayahmu status tak jelas karena ada di lautan. Itulah sebabnya mereka begitu senang ketika kamu ada di kandungan."

"Beberapa kali kami hendak cerai, tapi terus terang Nak hanya kamu yang bikin kami bertahan. Kalau ingat bagaimana kami berjuang dulu, bagaimana kami kehilangan harapan karena setelah itu kandungan ibu harus dikuret, tapi bagaimana Tuhan kasih kamu di dalam hidup kami, itu semua membuat kami bisa baikan lagi Nak."

Sinta pun mengalirkan air mata.

Ayahnya yang jarang menangis itu pun terlihat berkaca-kaca.

"Maafkan kami kalau kamu harus tahu dari ayah kandungmu yang tiba-tiba datang. Bagaimanapun juga dia ayah kandungmu. Dia ingin melihatmu, setelah bepergian mengarungi lautan selama ini. Ucapannya tentu bagai geledek ya nak bagimu, tapi kami pun waktu itu juga kaget. Kami memberikanmu waktu untuk berpikir, kami juga sangsi apakah kami tetap berharga di matamu meski kami tahu kamu sangat berharga bagi kami Nak."

"Aku juga berpikir tentang Mami dan Papi. Gimanapun juga aku sayang sama kalian berdua. Selama ini, kalian yang ngasih aku tahu harus bagaimana, apa yang terbaik buat aku. Katakan Mami, Papi apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku juga ingin bertemu dengan papa kandungku tapi bolehkah aku tetap jadi anak kalian?"

"Tentu Nak, tentu..." hanya itu yang mampu diucapkan....

***

Waktu yang menjawab semua. Waktu juga yang memberikan pemulihan di hati Sinta. Dia tidak hanya punya sepasang orangtua sekarang, tapi ditambah lagi satu ayah. Pekerjaannya pun berjalan dengan lancar, karena memang dia menyukai pekerjaan itu. Bagaimana dengan si X?

Kabarnya si X sudah punya pacar lagi. Sinta tidak peduli apakah karena benar-benar cinta atau sebagai pelampiasan semata. 'Yang penting gue kan sudah memaafkan dia. Lagian, kalau memang ga sreg buat apa dipaksain?' Tapi satu hal yang Sinta tahu. Seringkali kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan itu seolah-olah membuatnya merasa bahwa Tuhan itu tidak adil, jahat. Tapi sebenarnya, ada hikmah di balik semua itu.

Wednesday, September 10, 2014

Film Review : Hercules

Judul : Hercules
Karya :Metro Goldwyn Mayer (MGM)
Produksi : Paramount Picture
Tayang : September 2014
Sutradara : Brett Radner
Durasi : 98 menit
Jenis : Adventure Action

(copyright : imdb.com)


Di dalam masa kecil saya, Hercules adalah pahlawan yang tak terjangkau. Dia adalah seorang kelahiran setengah dewa, setengah manusia namun sangat perkasa. Tidak ada kelemahan dalam dirinya, dia sempurna, sama seperti dewa-dewa lainnya. Itulah cerita Hercules yang sering saya saksikan.

Berbeda dengan film yang satu ini dimana dia harus berjuang untuk melupakan masa lalunya yang pahit, dimana istrinya dan ketiga anaknya dibunuh secara brutal dan dia dituduh sebagai pelakunya. Dia pun merantau dan bertemu teman-teman yang kemudian menjadi seperti keluarganya sendiri. Untuk hidup, Hercules mencari nafkah sebagai tentara bayaran.

Sampai pada akhirnya dia bertemu dengan Ergenia (Rebecca Ferguson) yang meminta bantuannya untuk melawan Rhesus (Tobias Santelmann) atas suruhan kerajaan Thrace yang bernama Raja Cotys (John Hurt). Tapi apa yang terjadi kemudian? Sesuatu yang tidak disangka-sangka membuat Hercules harus berperang kembali, meskipun dia sudah mengalahkan Rhesus.

Belum lagi, dia juga harus berperang melawan dirinya untuk mengatasi rasa kehilangan yang begitu nyata sampai dia sering bermimpi buruk. Sisi kemanusiaannya di film ini begitu jelas terlihat. Ternyata, Hercules bukanlah sosok yang terlalu diawang-awang. Dia juga punya perasaan, tapi juga kekuatan yang begitu besar di dalam dirinya.

Friday, September 5, 2014

5 Nasihat Tentang Perselingkuhan dari Amsal 5

(sumber gambar : google.com)




Amsal 5 merupakan kata-kata hikmat yang dituliskan untuk memberikan nasihat yang masih berlaku sampai sekarang. Di dalamnya, ada banyak nasihat yang bisa kita petik. Di ayat 17-23, ada satu pengajaran yang luar biasa tentang menghabiskan waktu bersama pasangan dan bagaimana akhir dari perselingkuhan. Berikut ini beberapa pelajaran yang bisa diambil dari Amsal 5 : 17-23 versi MSG :
Musim Semi Dipupuk
Musim semi di dalam kehidupan rumah tangga adalah kehidupan yang bahagia, biasanya yang paling berkesan adalah awal-awal tahun pernikahan. Amsal menyatakan bahwa "Your spring water is for you and you only, not to be passed around among strangers. Bless your fresh-flowing fountain!"
Musim semi dengan air melimpah adalah seperti keluarga yang hidup dalam keharmonisan dan penuh cinta. Satu hal yang patut diperhatikan adalah jangan pernah membagikan keharmonisan itu kepada orang lain, dalam artian pihak ketiga yang dianggap sebagai orang asing. Jangan memberi celah pada orang lain untuk merusaknya
Menikmati Hidup Bersama Pasangan
"Enjoy the wife you married as a young man! Lovely as an angel, beautiful as a rose - don't ever quit taking delight in her body."
Tidak bisa dipungkiri bahwa hubungan intim merupakan salah satu cara untuk mengikat sebuah pernikahan. Amsal mengatakan bahwa kenikmatan di dalam hidup itu bisa didapatkan saat kita memang bersama suami / istri (dalam Amsal dituliskan bersama istri, karena memang laki-laki yang otaknya sebagian besar berisi tentang seksual, sehingga mereka lebih ditekankan. Yang laki-laki, no offense yaa). Lihatlah pasangan kita, pujilah dia, dan jangan pernah berhenti berbagi keintiman bersamanya. Karena itulah sebabnya mengapa keluarga diciptakan, untuk menunjukkan kasih satu sama lain."
Tulus Hati
Punyai sikap hati yang tulus dan ikhlas, serta rela berkorban. Jangan mengambil cinta seseorang hanya untuk suatu tujuan yang palsu, seperti yang Amsal katakan "Never take her love for granted". Punyai kasih yang tulus, setulus-tulusnya.
Jangan Tukar Dengan Sesuatu yang 'Murah'
"Why would you trade enduring intimacies for cheap thrills with a whore? for dalliance with a promiscuous stranger?"
Keintiman dengan pasangan merupakan sesuatu yang abadi, yang memang ditujukan untuk suatu hal yang mulia, namun banyak orang yang menukarnya untuk mendapatkan kesenangan yang bersifat murah. Pada akhirnya hal tersebut akan mengacaukan seluruh kehidupan Anda? Buat apa melakukan hal yang sia-sia dan membuang waktu seperti itu?
Tuhan Melihat dan Mengganjar Sesuai Perbuatan Kita
Ingatlah di dalam hati dan pikiran bahwa Tuhan melihat setiap perbuatan kita, tanpa satupun yang terlewatkan. "Mark well that God doesn't miss a move you make; he's aware of every step you take. The shadow of your sin will overtake you; you'll find yourself stumbling all over yourself in the dark. Death is the reward of undisciplined life; your foolish decisions trap you in a dead end."
Tidak hanya bersalah pada pasangan dan anak-anak, berselingkuh juga menyebabkan kita bersalah pada Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan mengganjar dengan sepantasnya sesuai dengan perbuatan kita. Perbuatan bodoh dengan berselingkuh itu pada akhirnya menjebak diri sendiri sampai kepada kesudahannya.
Jadi, jika sudah diberikan Tuhan anugerah untuk berkeluarga, ingatlah untuk mengutamakan Dia di dalam keluarga Anda. Yang kedua, utamakan pasangan dan anak-anak yang Anda punyai. Hiduplah sesuai dengan apa yang Dia katakan dan percayalah hidup keluarga Anda akan penuh berkat bahkan bisa menjadi contoh bagi orang lain.


Wednesday, August 27, 2014

Film Review : Guardians of the Galaxy

Judul : Guardians of the Galaxy
Karya : Marvel
Produksi : Walt Disney
Tayang : Agustus 2014
Sutradara : James Gunn
Durasi : 122 menit
Jenis : Adventure Sci fi

Peter Quill (Chris Pratt) hanyalah seorang manusia biasa yang berada di lingkungan yang salah, ditambah lagi pengalaman masa lalunya yang buruk karena melihat kematian ibunya sendiri, tanpa dia tahu harus bagaimana. Karena itulah, dia menjadi seorang penjahat. Setelah kematian sang ibu, Peter kemudian diangkat oleh pesawat luar angkasa ke planet lain oleh Yondu Udonta (Michael Rocker) dan dibesarkan sebagai penjahat.
Maka ketika disuruh mencari Orb, sebuah bola ajaib dengan imbalan besar, maka Peter pun melakukannya. Dia tidak tahu bahwa Orb juga diincar oleh Ronan (Lee Pace) yang ternyata ingin menguasai semua planet dan menghancurkan Xander, planet yang penuh damai.
Peter kemudian bertemu dengan Gamora (Zoe Saldana) anak buah Ronan sekaligus sakit hati kepada Ronan dan ayah angkatnya Thoran, penguasa yang paling ditakuti, karena merekalah pembunuh orangtua kandungnya. Gamora pun bertekad untuk melindungi Orb.
Di sisi lain, ada pula rakun yang bernama Rocket (yang disuarakan oleh Bradley Cooper) dan Manusia Pohon bernama Groot (yang disuarakan Vin Diesel) mengincar Peter karena bagi yang berhasil mendapatkannya, akan diberi hadiah yang luar biasa. Maka, mereka pun berkelahi satu sama lain sampai akhirnya ditangkap. Di dalam penjara, mereka pun bertemu dengan Drax the Destroyer (Dave Bautista) yang ternyata sakit hati pada Ronan.
Kita akan diajak bertualang bagaimana keluar dari penjara yang begitu ketat dijaga, penjara para penjahat yang paling jahat. Selain itu, akan ada petualangan melawan anak buah Ronan yang tahu keberadaan mereka karena tantangan Drax, sampai pada akhirnya pertempuran hidup mati antar dua kubu yang ingin menyelamatkan planet-planet dan yang ingin menghancurkannya.
Tapi ada pula kisah tentang kesetiakawanan, bagaimana pengorbanan seorang Groot yang begitu luar biasa, bagaimana hidup seseorang yang diubahkan karena ada orang lain yang peduli, semuanya itu akan bisa disaksikan dalam film ini.

Tuesday, August 26, 2014

Lucunyaaa : Sunny Sandler

Hak cipta foto ini, bukan ada pada saya karena saya ambil di google...
Tapi melihat Sunny yang lucu, saya jadi ingin mengabadikannya dalam blog saya
Ini foto-fotonya yang menggemaskan




tampangnya so originallll

bapaknya si adam sandler pasti bangga banget ^^

Wednesday, August 13, 2014

Film Review : Teenage Mutant Ninja Turtle

Para ninja ini sebenarnya sungguh kasihan. Mereka adalah pahlawan yang tak dikenal di Kota New York. Mereka hidup di gorong-gorong / terowongan bawah tanah. Sekalipun mereka punya keahlian khususnya karate, namun mereka seperti harus bersembunyi jika tidak ingin mendapatkan masalah. Karena mereka memang beda.
Itulah sebabnya, ketika seorang reporter April O Neil berhasil menangkap gambar keempat kura-kura yang bisa bicara seperti manusia tersebut, dia mendapatkan ancaman. Sesungguhnya, O'Neil lah yang pada akhirnya menjadi penghubung dari semua cerita di film ini.
O'Neil lah yang mencari tahu siapakah pahlawan yang sesungguhnya yang berperang melawan Foot Clan, klan kejahatan terbesar di New York. O'Neil juga yang ternyata menjadi penyelamat bagi para kura-kura tersebut semasa kecilnya. Bahkan ironisnya, O'Neil juga yang pada akhirnya membuat kediaman mereka diketahui musuh secara tidak sengaja.
Perjuangan kura-kura yang sebenarnya masih berusia remaja tapi sudah setinggi hampir dua meter ini sungguh sangat berat. Mereka mengalami penyiksaan baik batin ataupun fisik. Saat guru sekaligus ayah mereka dipukuli oleh musuh, saat darah mereka harus dikuras sampai habis, saat melawan musuh yang begitu kuat.
Tapi kehidupan yang mereka lalui mengajarkan banyak hal. Mereka mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, yang secara fisik tentu sangat berbeda dengan mereka (4 kura-kura diasuh oleh seekor tikus). Mereka belajar mengenal alam sekitar, sekalipun terbatas (karena hidup di gorong-gorong), mereka juga mempunyai kesukaannya masing-masing, dan kasih sayang antar saudara yang begitu nyata.

Friday, August 1, 2014

Book Review : I've Got Your Number by Sophie Kinselle

Just reading this book :




(sumber : www.iwannabeadomesticgoddess.com)

Secara umum, aku bilang buku ini menarik banget, terutama jokesnya. Wuih, kriuk banget deh, bikin ketawa ngakak. wkwkwkwkkwkwkkwkwkw
Tapi dari sisi masuk akal tidaknya, well i don't think so.
Why?
Karena alasan utama terbentuknya cerita di buku ini ga masuk akal.
Kan si cewek nemu hp di tempat sampah, hp yang dibuang oleh Personal Assisten (PA) si cowok. Sampai di situ masih masuk akal, bahkan aku berharap dapat ketemuin hp di tempat sampah juga. Bisa dijual deh, wkwkwk
Lalu, yang ga masuk akal adalah ini : si cowok yang merupakan seorang pengusaha dengan 200 karyawan, mau meminjamkan hp milik perusahaan yang notabene di dalamnya ada file2 perusahaan dan juga file pribadinya. Apa dia gila kali ya minjemin tuh hp? Aku aja yang bukan siapa2, mana mau ngasih pinjem hapeku pada orang ga dikenal, meski emang ga ada rahasianya juga.
Ditambah lagi, si cowok bilang mau minta bagian IT-nya utk alihkan email2 di hp ke komputer. Tapi bagian IT-nya ga bisa?!?!?!? Hellooooow, mending nyewa gue aja kalau gitu (mayan buat nambah2in pendapatan gue selama ini). It's so easy. You just have to sign out in that handphone and sign in. All data will comes through where you were sign that email in to...
Ketiga, well it's less but aku agak sedikit 'terganggu' juga. Bekas PA si cowok yang buang tuh hp ke sampah, bisa2nya peduli pada apa yang terjadi dengan mantan bosnya, padahal dia sedang buru2 menuju ke New York utk modelingnya. Apalagi si cowoknya juga bisa2nya narok voicemail di komputer kantor sang PA ini.Utk orang yang pacaran, apalagi gaya Amrik, mereka kok bisa2nya peduli dengan voicemail, yang diakui PA sebagai voicemail yang ga ngerti apa maksudnya, sampe2 mau repot2 masukin ke komputer. Ok, tapi ini masih bisa diterima sih dikit.
Itu aja sih bagian yang ga gue setuju ada di buku ini, karena menurut aku itu ga masuk akal. Kalau gitu, harusnya si penulis bisa mencari alasan lain.
Tapi gaya bahasanya, cara dia ngungkapin kebenaran, cara dia bercerita, dan bagaimana realitas kehidupan yang harus dihadapi, semuanya sangat menarik untuk dibaca.

So, i recommend this book to you. Just ignore what's the imposible things happens in this book. Just read it. It's have a lot of fun. Yet can educate you about world. Ciaooooo

Friday, July 25, 2014

Impianku Dalam Berumah Tangga

Setiap orang punya impian masing-masing dalam berumah tangga, masing-masing punya imajinasi yang berbeda. Tapi selalu ada satu hal yang sama yaitu MENGINGINKAN KEBAHAGIAAN.
Jika aku berumah tangga nanti, aku ingin yang seperti ini dalam imajinasiku :
Bangun pagi, saat pasangan belum bangun, aku akan menatapnya
Melihat bagaimana wajahnya menjadi anak-anak saat tertidur dengan lelap
Aku ingin kami berdua bersaat teduh bersama. Jika sudah ada anak, aku ingin anak-anakpun mengikuti saat teduh keluarga.
Aku ingin rumah tangga yang demokratis. Setiap anggota keluarga berhak mengemukakan pendapatnya dan akan dihargai, termasuk anak berumur 2 tahun sekalipun.
Aku ingin ada ayunan kayu dimana anak-anak biasa bermain
Aku dan pasangan duduk di taman sambil menikmati udara sore
Kami suka bercanda, kami juga suka berdebat
Tapi kami saling mengisi
Kami saling memberi
Kami saling menerima pribadi satu sama lain
Aku tahu kadang bisa saja aku berbuat salah, tapi dia pun tahu dan memaafkanku
Begitu juga sebaliknya
Aku ingin keluarga yang harmonis. Pertengkaran boleh saja ada, tapi hal itu malah membuat kami lebih lagi mengerti satu sama lain
Tapi aku tidak ingin ada perselingkuhan
Aku tidak ingin ada kekuatiran. "Dimana dia berada, kapan akan pulang, pergi sama siapa?"
Aku dan dia saling terbuka satu sama lain seperti layaknya satu jiwa dalam dua tubuh
Aku ingin hanya dengan tatapan, dia mengerti aku, aku mengerti dia
Kami melihat dunia sebagai suatu hal yang dapat kami lalui berdua
Tidak saling melawan satu sama lain tapi mendukung satu sama lain
Aku ingin, di saat tubuh tak kuat lagi, kami saling menopang, menjaga
Sampai maut memisahkan.

Tuhan menyatakan bahwa bahkan apa yang tak pernah aku pikirkan, aku duga, itulah yang Dia berikan kepadaku. Di saat ini, aku bertanya-tanya, bagaimanakah hasilnya hidupku ke depan nanti? Apakah lebih dari apa yang aku inginkan di atas? Yang seperti apa? Aku tak sabar menunggu, tapi aku akan menunggu waktunya Tuhan.

Monday, May 26, 2014

Saya Seorang Minoritas di Bangsa Ini

Saya memang seorang minoritas di bangsa ini, persis seperti Ahok namun saya wanita. Seorang wanita keturunan Tionghoa (sesuai dengan Kepres jaman SBY, kita mulai pake Tionghoa ya) dan juga seorang Kristen.
Sewaktu saya kecil (kayaknya sih waktu saya mau masuk SD), mama papa memutuskan untuk pindah rumah. Dulu saya dikelilingi oleh orang-orang Tionghoa. Namun sejak pindah, kami hanya satu-satunya keluarga keturunan Tionghoa. Di situlah saya tumbuh besar dengan pemahaman bahwa kami berbeda. Sampai sekarang saya bingung, napa saya dianggap beda.
Awal pindah, sungguh sangat susah. Saya yang masih kecil waktu itu masih ingat ketika rumah kami sering dilempari batu. Saat itu anak-anak kecil yang melakukannya akan berteriak, "Dasar China, China..." Tusukan tajam yang membuat saya bingung, kenapa saya bisa dianggap berbeda.
Kami juga sering kemalingan. Papa yang memelihara ikan, seringkali dicuri karena kolam ikannya berada tepat di sisi tembok. Seringkali orang-orang datang dan saya melihat papa memberi mereka uang. Tidak hanya ikan, seringkali orang datang dan mencuri apa saja yang kelihatan berharga untuk dijual.
Berteman pun tak mudah bagi saya. Sebenarnya, sewaktu kecil, perbedaan etnis itu tak terlalu mencolok. Saya berteman dengan baik sekali kepada beberapa orang. Ada beberapa orang lagi yang punya kelompok geng lain. Hal yang lumrah menurut saya. Namun semakin dewasa, teman-teman mulai menjauhi saya. Saya seringkali mengkhayalkan teman bermain dan bermain sendirian atau hanya bermain dengan adik laki-laki saya, yang puji Tuhan selalu mau menemani saya sekalipun yang dimainkan hanyalah permainan 'anak cewek'. Saya total tidak punya teman di rumah sejak saya kelas 6 SD.
Dari situ, saya mulai anti sosial. Pernah sekali karena tak ingin merepotkan papa yang sibuk, saya pergi ke sekolah sendirian. Untuk menghemat ongkos, saya pikir jalan kaki lebih baik daripada naik becak. Dari gang rumah ke depan hanya makan waktu 15 menit jalan kaki. Tapi di situ, kembali tusukan tajam melukai hati saya. "Eh Cino, ado wong Cino, ado wong Cino.(Eh China, ada orang China, ada orang China)" Hal itu membuat saya lebih jarang keluar rumah.
Saya juga jadi benci pada orang-orang yang datang ke rumah. Mereka kalau nggak ngajakin papa berjudi, maka mereka minta 'jatah'. Thx God-nya, saya tidak melihat ada perlakuan kasar.
Saya tumbuh dengan pemahaman bahwa saya berbeda, bahwa saya tidak bisa diterima orang lain di luar lingkungan saya. Hal itu membentuk saya hanya bergaul dengan orang-orang sesama saya. Jika tidak, akan terasa aneh. Di sekolah, saya punya banyak teman. Tapi di rumah, saya tiap hari hanya bermain sendiri.
****
Bertumbuh dewasa, di kota kelahiran saya, saya melihat bahwa memang perbedaan itu nyata. Apalagi ketika peristiwa Mei 1998 itu terjadi. Saat itu, umur saya baru saja mencapai 16 tahun, saya duduk di bangku 1 SMA. Soeharto dilengserkan. Awalnya, saya melihat kengerian saat Semanggi berubah menjadi medan perang di televisi.
Entah kenapa, pada akhirnya 'perang' itu merembet orang Tionghoa. Awalnya, toko-toko dirusak dan dijarah. Kemudian lama-kelamaan saya banyak mendengar berita tentang para wanita Tionghoa yang mengalami kasus pemerkosaan. Ada yang digilir oleh belasan orang, ada yang kemaluannya dimasukkan benda keras sampai rusak, ada yang disiksa dan diikat tanpa belas kasihan. Kalau Anda bertanya mengapa saya terang-terangan menceritakan hal itu, Anda bisa lihat bahwa saya ingin Anda turut merasakan apa yang saya rasakan. Ketakutan yang luar biasa, ngeri melihat manusia sudah berubah menjadi monster.
Di Palembang saya melihat semua toko Tionghoa dirusak dan tutup, toko yang masih utuh hanyalah toko yang bertuliskan nama "Pribumi". Setelah saya cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia, pribumi berarti pribumi /pri·bu·mi/ n penghuni asli; yg berasal dr tempat yg bersangkutan.
Helo, meskipun saya China, saya penghuni asli Palembang. Saya lahir di Palembang. Nenek moyang saya kebanyakan lahir dan besar di Indonesia ini. Kami memang berasal dari tempat ini. Kalau kami bukan pribumi, lantas siapakah kami?
Saya dan mama melarikan diri ke Bangka, tempat kakek dan nenek saya berada. Di Bangka, keadaannya tidak parah. Masyarakat di sana berbaur satu sama lain, tapi mulai tercium gelagat perpecahan. Saya dan mama sempat bingung, akan kemanakah kami jika nanti timbul perpecahan di Bangka? Kami tak punya uang banyak, tidak punya passport, tidak punya tempat persembunyian. Kami dalam keadaan bahaya di tanah kelahiran kami sendiri.
***
Mama juga pernah bercerita, pada tahun 1966 pun pernah terjadi kerusuhan yang serupa. Saya hitung-hitung, umur mama waktu itu baru 11 tahun. Mama bercerita bahwa banyak dari mereka juga tidak selamat. Yang beruntung, adalah mereka yang berhasil dibawa kabur Pemerintah China. Salah satunya adik kakek yang berhasil menyelamatkan diri ke sana. Saat itu, kuota orang yang dapat dibawa ke sana sangat terbatas.
Sebelum kakek nenek dan keluarga mereka bisa ke sana, pemerintah China menghentikan membawa orang Tionghoa keluar Indonesia setelah Indonesia berjanji untuk tidak pecah perang lagi. Cerita ini membuat saya berpikir, bahwa pada akhirnya mungkin mama saya akan menikah dengan orang lain dan bukan papa dan saya tidak akan lahir dan mengalami kejadian menakutkan itu.
Namun, saya salut pada mama. Beliau sudah dua kali mengalami penderitaan yang sedashyat ini, bagaimana Beliau dengan tabahnya mengajak saya untuk melarikan diri ke Bangka. Kejadian yang bahkan kalau sekarang saya ingat, saya suka menangis. Saya menangisi mereka yang tak berdosa tapi ternoda. Saya menangisi bangsa saya yang dari dulu mengajarkan Bhineka Tunggal Ika tapi justru menghancurkan kebhinekaan itu.
***
Setelah kejadian Mei 1998 itu, saya berpikir untuk meninggalkan bangsa ini. Saya harus sekolah, bekerja, dan kemudian pindah ke luar negeri. Seiring pengalaman saya yang mengiringi perjalanan hidup saya, saya menemukan bahwa saya mencintai bangsa ini. Saya mungkin ingin pergi melihat negeri orang, tapi saya ingin mati di tanah kelahiran saya.
Saya ingat bagaimana saya suka ikut Pramuka. Saya ingat pengalaman saya dalam memimpin upacara. Saya ingat betapa bangganya saya memberikan hormat saat bendera merah putih dinaikkan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Di tengah 'kemerosotan akhlak' sebagian orang, saya bangga menjadi warga negara Indonesia, yang saya dapatkan melalui 'ius sanguinis', yang berarti darah orangtua saya pun mengalir Indonesia. Bahkan jika Indonesia menganut sistem kewarganegaraan 'ius soli', saya yang lahir di Palembang pun akan menjadi warga negara Indonesia. Jadi, ini takdir saya menjadi bagian dari bangsa ini.
Saya sedih saat kekayaan bangsa ini dikeruk oleh negara asing. Saya kehilangan kata-kata saat melihat kelompok minoritas di bangsa ini ditindas. Padahal di dalam lambang negara kita, Garuda Pancasila mengalir deras. Kita boleh beda agama, kita boleh berbeda suku, ras, bahasa, budaya, latar belakang, namun kita harusnya SATU. Saya lebih sedih lagi seorang yang mengaku mayoritas tapi mengeruk harta dari kedudukannya, atau yang membuat keputusan yang berakibat ribuan orang tersiksa ; dibunuh dan diculik. Ada pula yang main hakim sendiri dan mengisyaratkan agamanya yang paling benar.
Sebenarnya, apakah itu minoritas ataupun mayoritas? Apakah kita terlalu peduli dia itu China atau bukan? Apakah dia lahir di Jawa ataupun Bali, dia orang Kalimantan ataupun Sulawesi? Kulitnya coklat, kuning langsat ataupun merah. Apakah itu semua penting? Lebih penting dari kekayaan negara kita? Apakah agama lebih penting daripada Tuhan? Negara kita negara kaya. Selain alamnya, negara ini kaya budaya. Jadi jangan ditukar semua itu dengan pertentangan hal-hal yang kita tahu bahwa kita semua banyak perbedaannya.
Saya memang seorang minoritas di bangsa ini, tapi saya bangga sebagai bagian dari bangsa ini. Saya yakin bahwa suatu hari nanti saya melihat bangsa ini diubahkan Tuhan menjadi bangsa yang penuh berkat. Tidak apa-apa jika saat ini masih banyak warga yang hanya melihat ketenaran sehingga bisa mendudukkan pejabat yang notabene heboh dengan pernikahan sirinya ke kursi DPR. Tidak apa-apa jika ada tersangka yang diduga sebagai pelaku kejahatan Mei 98 tapi dapat mencalonkan diri sebagai presiden. Tidak apa-apa jika koruptor dapat kembali mencalonkan dirinya untuk duduk di pemerintahan. Tidak apa-apa jika kita pernah memilih yang salah. Tapi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang cerdas. Toh kebenaran seseorang akan bersinar, bagaimanapun dia ditutupi.
Akhir kata, kiranya kasih Allah yang melampaui segala pikiran memberikan kepada kita hikmat dan kebenaran dalam menjalani kehidupan sebagai seorang pribadi, seorang warga, seorang anggota keluarga, sebagai apa kita di dalam bangsa ini dengan bijaksana.

Wednesday, March 26, 2014

Pelajaran Hidup dari Pak Satpam di Kantorku

Namanya Pak Yunus D. Wanggai. Dia seorang satpam di kantor tempat aku bekerja. Aku baru mengetahuinya tadi siang kalau dia sudah meninggal dunia, karena ginjalnya bermasalah. Dia harus selalu cuci darah. Aku pernah melihatnya saat dia masih sehat. Dia kelihatan begitu gagah. Namun penyakit membuatnya lemah. Dia terlihat seperti kakek-kakek umur 70 tahun, badannya sangat kurus padahal dia baru berusia 40 tahun-an.
Ketika dia sudah sakit, dia masih harus bekerja. Dia memang ingin bekerja. Karena sakitnya, dia harus 2 minggu sekali cuci darah. Setiap kali cuci darah, uang banyak keluar. Dia bercerita banyak padaku, dengan sikap yang santai, seolah-olah itu hanyalah masalah sepele.
Kami berbincang-bincang suatu hari di depan kantor. Duduk di tangga marmer, aku bertanya dan dia bercerita. Dia bercerita bahwa penyakitnya ini bisa disembuhkan, tapi dia butuh ginjal yang tepat. Sampai saat itu, ginjal yang tepat itu belum ditemukan.
Di samping bercerita, Pak Yunus juga bertanya padaku. Apakah aku sudah punya pasangan? Di dalam hatiku langsung muncul pertanyaan seperti ini, "Bagaimana mungkin di tengah sakitnya, dia masih begitu perhatian kepada orang lain dan mampu melihat masalah orang lain?"
Aku pun bercerita padanya. Banyak hal yang kuceritakan dan dia betul-betul mendengarkanku. Perhatiannya dan kesederhanaannya dalam bertutur membuat aku terkesima. Dia mengerti apa yang kukatakan, dia benar-benar perwakilan Tuhan di dunia ini. Penuh belas kasihan dan peduli.
Satu hal yang dia pesankan kepadaku. Mungkin kata-katanya tak persis seperti ini. Namun dia pernah berkata, "Non, jangan pernah putus asa. Pasti dapet kok. Doa aja sama Tuhan. Memang susah-susah gampang tapi non pasti dapat."
Wow, berbicara dengannya sekitar 30 menit hari itu membuatku begitu bersyukur. Tuhan kirimkan malaikat-Nya untukku. Namun yang lebih berarti lagi, dia salah satu orang yang paling tidak egois yang pernah aku temukan. Itulah pertama kalinya aku berbincang dengan Pak Yunus secara mendalam. Itu juga yang menjadi perbincangan terakhir kami.
Tak lama setelah itu, dia tidak kelihatan lagi di kantor. Menurut kabar dia pulang ke kampungnya. Sampai akhirnya aku mendengar berita kematiannya ini. Semua yang ada di bawah matahari, tidak ada yang kekal. Namun pelajaran hidup yang dia bagikan akan terus melekat di hatiku.

Wednesday, February 5, 2014

Just For Justin Bieber

I'm 31 years old's woman, will become 32 in this April. I'm a journalist but i'm also a normal woman who adores someone. Maybe for mine, it's a little awkward.
In my case, i love Justin Bieber. At first, i saw how he's an adorable kid who wants makes her mom at ease. So he help her earn money as a street's singer. He's so little, but yet concern about his mom. And then, i saw when he acknowledged by famous label and also by one famous artist. I saw when he became famous and more famous after that. Of course i see it in youtube, not with my own eyes.
Later, with his songs, he makes my world more colorful. I remember when i was listen his very first song, "Baby". That moment, i was heart broken. i fell in love with someone, but he didn't even know about it. Believe it or not, i'm listen to that song about 100 times a day for a full month. I thought that song is look like my heart. "I thought you always be mine" but he's not. That song accompany me and makes me recover soon.
One day, i found his new song at that time featuring Chris Brown titled "Next To You". That song make me feel like treasures as a woman. At that time, i'm only grateful for what God had made me into.
After that, i began to search his another song. I've got so many that i like. "Pray", "Believe", "Favorite Girl", "Out of Town Girl", "Dr. Bieber", "Omaha Mall", "Down To Earth", "Nothing Like Us", "Yellow Raincoat", "Happy New Year", "Boyfriend", "Never Say Never", "Beauty and The Beat", "That Should Be Me", "Hold Tight", "As Long As You Love Me", "All Around The World", and many more.
These songs always with me whenever i am. I feel the beat, i feel the spirit, i feel the heart, i feel it in my very deep heart. When i was down, i will listen to "Believe" or just play Justin's song randomly.
I also saw him put an effort, the best one to create the great music. I saw him when he's sometimes fatigue but still cares about his fans. He maybe bored, but he always put the best effort. I saw how he dances to the max. He exercise for the performance but also have to study. It's a hard life, but he came to manage it.
He even care about his father who's abandoned him and his mom, he also cares about his step and love them.
But i also saw he's a normal boy who need love, a true love. Maybe he's got it from his mom, but he's also need it from others person. His heart is soft enough that get hurt very bad. Even if he can manage difficulties task, but he's still need heart's charger. He need warmth from his loved ones.
I love the songs he wrote. It tells about what in his mind, courage, even love. But famous, money, loneliness, broken heart, etc make it blur. Day by day, i saw him became a different person i used to know. But i believe that someday, he will changed into what he have been created for, it's a lovely man, fear of God, and still enthusiastic for a better world.
If i meet with him someday, i just wanna say. "I'm always be your fans, even i'm old enough. Just keep going to make this world a better one. Keep recharge your soul and find God, who can satisfied you. Keep give the best and be the best as you can...."

Thursday, January 30, 2014

Wanita yang Rata-Rata

Aku adalah wanita yang rata-rata....
Tinggiku 160cm, tinggi rata2 wanita bukan? Maka dari itu, ketika aku ingin jadi pramugari, aku ga bisa karena syaratnya harus min 165cm....
Aku juga punya ukuran kaki yang rata2 banyak dimiliki wanita, yaitu 38-39cm. Coba tanya pada dept store yang jual sepatu, mereka paling banyak stock ukuran brp? Ukuran brp yang paling banyak diminta para wanita? Jawabannya pasti 38-39cm.
Dulunya aku berpikir aku punya otak yang lumayan encer, namun setelah kutelusuri raportku, ternyata aku juga berada di tempat yang rata2. Peringkatku selalu ada di tengah2....jarang sekali aku menempati 10 besar. Ternyata, aku juga punya otak yang rata2.
Bagaimana dengan tampangku? Tampangku juga rata2. Itu menurutku, meski ada yang berpendapat berlebihan tentang aku, hehehehhe..namun ada jg yang berpendapat kurang :( so sad

Karena terbiasa dengan rata2, aku selalu melakukan hal yang rata2. Dulu aku melakukan semua yang aku pikir orang lakukan juga...TK, SD, SMP, SMA kemudian kuliah dan bekerja. Hanya saja, aku bekerja dulu sebelum kuliah.
Karena selalu merasa rata2, aku melakukan pekerjaan yang kupikir juga aku bisa, accounting. Aku blm tahu apa yang menjadi passionku sampai aku berumur 28 tahun. Tanyakan pada orang2, rata2 mereka pun tak tahu apa yang jadi passion mereka. Yang pasti bekerja menghasilkan uang dan punya kehidupan mapan.
Karena rata2 itu juga, aku tidak melakukan sesuatu yang istimewa bagi Allah yang aku sembah dan juga bagi sesamaku. Aku hanya melakukan kehidupan sehari2 yang aku bisa...bangun tidur, bekerja, pulang ke rumah, tidur, dan begitu lagi setiap hari.
Terlalu banyak rata2 bukan?

Karena itu, utk tidak menjadi rata2, aku perlu berjuang keras. Aku ingin menghidupi passionku dan menjadi orang yang berguna. Aku ingin jadi Thomas Alfa Edison yang gagal ribuan kali namun tetap berusaha. Aku ingin jadi Bong Chandra yang punya ide brilian sejak masa mudanya. Aku ingin jadi seperti Jokowi dengan gaya blusukannya yang khas. Aku ingin jadi seperti Yesus yang berkorban semuanya.

Tapi yang terpenting, aku ingin jadi diriku sendiri, melakukan yang terbaik yang aku bisa. Berusaha sampai titik darah penghabisan, benar-benar dilakukan dan tidak pernah setengah2 lagi dalam melakukan apapun dan memberikan yang terbaik buat keluarga, teman, lingkungan sekitarku.

Friday, January 24, 2014

Ketika Pemilik Stasiun TV Menjadi Politikus

Akhir-akhir ini melihat dunia politik, saya jadi gerah. Saya yang tidak begitu suka berpolitik, merasakan desakan untuk membuat artikel semacam ini. Ini artikel saya yang pertama tentang dunia politik, dimana pemilik stasiun televisi menjadi politikus. Ini sebuah pemikiran saja. Tolong dipikirkan lebih mendalam, apakah dunia politik dan dunia pertelevisian di Indonesia memang berada di jalur yang benar?
Sejak beberapa tahun belakangan ini, saya banyak membaca bahwa beberapa pemilik stasiun televisi mencalonkan diri dan ikut serta dalam Pemilu 2014. Bahkan, ada yang sejak lama sudah menjadi seorang politikus.
Pertanyaan saya langsung muncul : Apakah stasiun televisi tersebut akan objektif dalam menyampaikan berita dan fakta-fakta yang ada ataukah dia timpang sebelah? Bukankah tidak mungkin stasiun tersebut hanya akan menyampaikan 'kebaikan' dari si pemilik yang mencoba ikut dunia politik, tanpa mempertimbangkan dan memberitakan kenyataan tentang 'kebaikan' lawan politiknya? Bukankah mungkin-mungkin saja terjadi bahwa ada keterpihakan kepada pemilik stasiun televisi tersebut?
Menurut KBBI, berita /be·ri·ta/ n 1 cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yg hangat; kabar: semalam dia mendengar -- bahwa kampungnya dilanda banjir; 2 laporan: ia bertugas membuat -- harian; 3 pemberitahuan; pengumuman: -- redaksi;
Namun, jika berita disitir dan diubah sesuai dengan pemiliknya, maka berita bukan lagi menjadi milik masyarakat. Jika sudah begitu, apakah gunanya bagi masyarakat melihat berbagai macam berita yang tujuannya bukan untuk mendidik masyarakat lebih pintar dan objektif, namun malah menjerat mereka mengikuti suatu pola tertentu?
Menurut hemat saya, pemerintah perlu memperhatikan dan memikirkan ulang bahkan mungkin membuat peraturan yang jelas tentang hal ini. Saya kuatir, pemberitaan di Indonesia tidak lagi sehat. Lantas, bagaimana masyarakat bisa melihat kebenaran, jika berita-beritanya saja sudah tidak objektif lagi.

Apakah ini sebuah pemikiran yang benar ataukah salah? Silahkan Anda nilai sendiri dan mungkin ada ide yang lebih baik dari Anda sehingga negara kita menjadi negara yang benar-benar demokratis, objektif, dan maju tentunya.

Tuhan berkati

Tuesday, January 21, 2014

Pertolongan Tuhan Tidak Pernah Terlambat

Suatu hari, keadaan keuangan Anggun begitu mendesak. Uang kost udah ditagih, setelah dua hari lamanya dari masa tenggat uang kost belum dibayar. Hari Minggu itu, Anggun menunggu transfer dari teman yang telah berjanji akan membayar uang hasil jasanya dari fotografi. Uang kostnya pun terpakai Rp 100.000 dalam pekerjaan itu sehingga dia kekurangan uang. Tunggu punya tunggu, Anggun tetap tidak dikirimin uang.
Dia mencoba cara lain, meminta temannya yang lain yang berhutang padanya.
"Ani, kalau bisa kirimin aku uang, hutangmu yang waktu itu dong, penting banget nih..."
"Aduh, Anggun, kok ga bilang dari tadi? Aku barusan dari ATM. Kamu kan tahu sendiri daerah di sini, ATM-nya jauh dan perlu satu jam untuk pergi ke sana."
Anggun pun menyadari hal itu dan dia mengerti mengapa Ani tak bisa mengirim uang itu pada saat dia butuhkan. Jadi dia pun tambah kebingungan.

***

Di tempat yang lain, pada waktu yang hampir bersamaan, Lisa baru saja selesai ibadah. Dia berniat mampir ke pernikahan temannya, Nani, meskipun terlambat. Sudah beberapa kali Nani bilang ke Lisa bahwa dia harus datang. Mungkin karena Nani bertemu dengan suaminya karena kegiatan yang diadakan oleh Lisa. Bahkan Nani mengirimkan undangan pernikahan itu khusus untuk Lisa. Lisa pun sudah berdandan, maksud hati biar langsung tampil oke sesampainya di pesta, sandal widges-nya yang cantik itu pun sudah dipakainya (cuit-cuitttt)
Namun, ternyata hujan deras mengguyur jalanan dengan derasnya, padahal Lisa ga bawa payung. Setengah jam kemudian, hujan pun menjadi rintik-rintik. Jam menunjukkan pukul 19.30 WIB, dia sudah terlambat setengah jam ke pernikahan Nani.
Lisa buru-buru ke tempat perhentian bus, menunggu bus yang menuju tempat pernikahan itu dilangsungkan. Setengah jam menunggu, ternyata bus nya tak juga datang. Lisa pun akhirnya membatalkan niatnya ke pernikahan Nani karena percuma saja. Sesampainya di sana, pesta pasti sudah bubar. Ternyata ada maksud Tuhan dari kejadian tersebut.

***
Penantian Anggun tak juga berbuahkan jawaban. Anggun yang duduk di kursi salah satu gerai toko itu hanya bisa termenung. Lama-kelamaan, air mata menetes di pipinya. Dia merasa saat itu berada pada titik yang paling rendah dalam hidupnya.
Uangnya hanya kurang Rp 100.000 untuk membayar kost, namun sepertinya tidak ada jalan keluar lagi. Temannya yang bekerjasama dengannya saat melakukan job itu pun tidak punya uang di banknya. Semua cara yang ditempuh Anggun mengalami jalan buntu.
Di tengah hujan yang mengguyur, air matanya pun membasahi pipinya. Namun nampaknya tidak seorang pun yang duduk di sana peduli. Anggun hanya menangis dalam diam. Berjam-jam menunggu janji yang tak pasti, Anggun pun akhirnya pulang. Dia menunggu bus yang akan membawanya pulang.
Sebelum pulang, Anggun sempat berdoa. "Tuhan, jikalau memang uang itu belum ada malam ini, maka jangan biarkan aku bertemu dengan pemilik kost." doa Anggun sungguh-sungguh. Dia malu bertemu pemilik kost karena tak mampu bayar uang sewa kamar.

***
Lisa berlari-lari menuju halte untuk menunggu bus yang lain yang akan membawanya pulang ke rumah. (Bukan rumah Bapa yang di surga ya, hehehhe). Lama ditunggu, busnya tidak datang-datang juga. Tapi apa daya, karena memang bus itu shuttle khusus pulang ke rumahnya dan satu-satunya, Lisa pun menunggu.
Singkat cerita, setelah sejam menunggu, bus shuttle itupun datang.
"Lisa..."
"Wah, bisa ketemuan di sini yaa, aku duduk di sebelahmu aja yaa"
Lisa pun langsung duduk di sebelah Anggun.
Dalam perjalanan, mereka bercerita tentang segala hal yang terjadi di dalam hidup mereka. Perjalanan satu setengah jam itu pun tak terasa.
Setelah sampai di terminal, Lisa dan Anggun masih harus melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor sekitar 10 menit lamanya. Lisa mengajak Anggun membonceng motornya, karena kebetulan saat itupun hujan masih terus turun meski hanya rintik-rintik.
Di situlah Anggun meminta pertolongan Lisa untuk meminjam uang Rp 100.000. Lalu, apa yang terjadi? Percaya atau tidak, di dompet Lisa sendiri tersisa Rp 100.000, uangnya pas untuk menolong Anggun.

***
Keesokan harinya, uang hasil jasanya Anggun sudah ditransfer (ingat, dia menunggu uang itu kemarin sore sampai malam hari), sehingga dia pun bisa membayarnya kembali kepada Lisa. Saat itu, Anggun bercerita bahwa kemarin dia mengalami kesulitan keuangan gara-gara uang Rp 100.000 saja. Bagaimana Anggun berusaha mencari jalan, namun tak ada jalan keluar.
"Mungkin bagi orang lain Rp 100.000 itu kecil, tapi bagi saya kemarin, saya begitu terpuruk. Saya berada di titik yang paling rendah. Saya sama sekali ga bisa bayar uang kost meski hanya kurang Rp 100 ribu," cerita Anggun kepada Lisa.
"Tapi ketika saya menyerah, Tuhan baru campur tangan. Seolah-olah Tuhan mau mengajarkan saya agar saya bergantung pada-Nya dan melihat bagaimana Dia bekerja," ujar Anggun kemudian. Memang pertolongan Tuhan tak pernah terlambat. Di saat Anggun begitu putus asa, Tuhan mengirimkan Lisa untuk membantunya.
Ini kisah nyata yang mengajarkan pada kita bahwa ada Tuhan yang bersama kita. Di saat masalah itu datang, berserah aja pada Tuhan. Mungkin kita sudah putus asa banget, ga tahu harus gimana, ga tahu harus ngapain, tapi jangan menyerah. Lihatlah, pertolongan Tuhan tak pernah terlambat. Apa yang ga kita pikirkan, itulah yang Tuhan sediakan. Kita akan terkagum-kagum dibuat-Nya.