Thursday, April 30, 2015

Andrew Chan, Kisah Pertobatan Sampai Eksekusi Mati

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Bali Nine

Andrew Chan (31) baru kemarin (29/4/2015) dieksekusi mati dengan 7 terpidana lainnya. Untuk tahu dari awal kisah penangkapan mereka, lihat di sini. Seharusnya ada 9 orang yang dieksekusi mati, tapi pada jam-jam terakhir Mari Jane lolos karena ada yang mengaku bahwa Mary Jane hanyalah pesuruh yang tidak tahu apa-apa. Hal ini diakui oleh Kristina Sergio. Beritanya lihat di sini. Sampai saat ini keputusan untuk Mary Jane masih ditangguhkan.

Sudah bertahun-tahun kasus Andrew Chan dkk ini menggantung. Selama proses itu, Andrew Chan dkk terus meminta pencabutan hukuman mati namun yang terakhir ditolak oleh Joko Widodo, sebagai presiden RI. Ini ekspresi 9 napi saat mendengar hukuman mati mereka. Selama bertahun-tahun pula, Andrew Chan kemudian mengalami perubahan hidup. Dia kemudian mengakui kesalahannya, bertobat, dan mengenal kasih Yesus. Berkat usaha orang-orang yang sering melayani mereka juga termasuk wanita yang pada akhirnya jadi istrinya, Febyanti Herewila, akhirnya Andrew Chan mengenal Yesus.

Proses pertobatan Andrew memakan waktu 10 tahun sampai hari eksekusinya. Ini yang pendetanya katakan soal dirinya. Setelah bertobat, Andrew Chan mengalami banyak perubahan. Dia bahkan membuka pusat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba di Lapas Kerobokan. Hal ini diungkapkan oleh Juli, sahabat Andrew Chan.

Selain membuka pusat rehabilitasi, Andrew Chan bersama Myuran mengajar para napi di sana. Dia mengajarkan para napi tersebut bahasa Inggris, komputer, dan tenis. Bahkan menurut pengakuan Juli, ada napi yang berhasil bekerja di hotel karena mendapatkan keahlian dari Chan semasa di penjara. Myuran sendiri mengajar melukis dimana hasil lukisannya digunakan untuk membeli alat musik dan alat olahraga di lapas.

Yang lebih mengharukan adalah, ada seorang napi yang rela menggantikan Andrew Chan karena dia merasa Andrew Chan tidak layak menerima hukuman mati tersebut. Entah siapa napi tersebut, namun kerelaannya untuk bertukar nyawa dengan Andrew Chan seolah-olah membuktikan bahwa Andrew Chan adalah sosok yang benar-benar berbeda dan pantas untuk tetap hidup.

Beberapa bulan sebelum hari eksekusi, Andrew Chan bersama Malinda Rutter, membuat sebuah film dokumenter tentang kehidupan Andrew Chan. Inilah yang Malinda ceritakan. Chan sendiri mengaku di dalam film dokumenter itu bahwa hidupnya merupakan sebuah pelajaran penting tentang bagaimana menghidupi kehidupan dengan kesia-siaan. Dia tidak ingin generasi penerus melakukan hal serupa dirinya. Inilah yang mereka lakukan selama berada di tahanan. Ini dibuat hanya 2 bulan sebelum kematian mereka.




Inilah video tentang bagaimana keluarga napi memohon agar mereka tidak dihukum mati. Di video ini juga dijelaskan dengan lengkap apa yang mereka kerjakan di lapas, bagaimana mereka memberi dampak buat orang lain.

Andrew Chan juga bertekad untuk menjadi warga negara Indonesia jika hukumannya tidak jadi dilaksanakan. Karena dia ingin menebus kesalahannya dengan mengajarkan hal yang benar pada orang lain. Namun ternyata, hukum berkata lain. Setelah penentuan hari eksekusi tersebut. Para narapidana inipun kemudian menyampaikan permintaan yang dituliskan di sini :

Raheem Agbaje Salami
Permintaan : Organ tubuh didonorkan, minta dimakamkan di Madiun

Martin Anderson
Permintaan : Minta dimakamkan di Bekasi

Mary Jane
Permintaan : Dipulangkan dan dimakamkan di Filipina

Zainal Abidin
Permintaan : Dimakamkan di Nusa Kambangan

Myuran Sukumaran
Permintaan : Dipulangkan dan dimakamkan di Australia

Andrew Chan
Permintaan : Dinikahkan dengan pacarnya di Surabaya dan dimakamkan di Australia

Ada 3 anggota lainnya yang belum menyatakan apa permintaannya pada saat itu yaitu :
Sylvester Obiek
Okwudili Oyatanze
Rodrigo Gularte

Karena permintaan itulah, pada akhirnya Andrew pun menikah dengan Feby satu hari sebelum hari eksekusi. Inilah momen yang diceritakan oleh adiknya, Michael Chan. Selain itu, keluarga dekat mereka pun terus berdatangan.

Pada hari pelaksanaan, mereka pun menyanyikan lagu-lagu rohani. Ini Lagu yang Dinyanyikan di Detik-Detik Terakhir Kehidupan Mereka. Sebelum ditembak mati, mereka menolak dipasangkan penutup muka. Mereka berani menghadapi kematian karena tahu mereka akan diterima di surga. Mereka berdoa bersama keluarga, berpelukan, dan maju menghadapi kematian. Inilah yang terjadi pada saat kematian mereka :
Rest in Peace
You're all already with God
I know that you were in heaven, i'm sure

No comments:

Post a Comment