Wednesday, April 27, 2011

Untuk Apa Aku Ada???

My boss one day sharing to us about life. About the purpose of our life. Dia mengunjungi seorang bapak, yang bisa dibilang sederhana meski dia punya perusahaan besar di Indonesia. Dia melihat bagaimana sikap dan perkataan bapak ini yang dapat memberkati orang lain.
Selama 30 tahun, sang bapak mencari untuk apa dia ada di dunia ini. Selama 30 tahun, sampai dia beranjak tua. Selama 30 tahun itu, dia menjalani kehidupan tanpa mengenal sesungguhnya untuk apa Tuhan ciptakan dia, untuk apa Tuhan merancangnya sejak dari kandungan dan mengapa dia harus berada dalam lingkungan maupun situasi yang dia hadapi selama kehidupannya. Itu semua baru dia temukan setelah 30 tahun pencariannya.
Bapak ini menemukan bahwa dirinya dijadikan ke dunia buat menjadi pembicara bagi para leader. Dia ada untuk memberikan motivasi bagi mereka. Itu membuat aku berpikir dan terbuka lebih lebar lagi, untuk apa aku ada?
Dimulai dari masa kecilku. Aku menjadi orang yang introvert. Aku pikir, kalau aku tidak dicintai, untuk apa aku ada? Aku masuk ke dalam duniaku sendiri. Lebih baik aku lari ke duniaku sendiri, aku tidak akan sakit. Aku hidup bahagia, aku tak peduli orang lain dan aku tak peduli kenapa aku ada di dunia ini jika tidak ada yang peduli padaku ataupun yang membutuhkan aku.
Beranjak dewasa, aku mulai mengalami kepahitan hidup. Aku tidak bisa menerima mengapa aku ditempatkan dalam situasi yang membuatku selalu menderita dan rugi. Aku tak mau berada di posisi ini, tapi kenapa ini terus terjadi padaku. Aku tanya Tuhan, kenapa aku dilahirkan di dunia ini? Kenapa aku lahir sebagai cewek? Aku tak menemukan jawaban, untuk apa aku ada
Aku lihat ke belakang hidupku. Saat masih kecil, aku suka sekali sama basket. Jikalau saja kutekuni, mungkin saja aku jadi pebasket wanita yang berhasil sekarang ini. Aku dikenal sebagai inovator sejati dalam bidang basket wanita. Mungkin ini tujuan hidupku, kalau begitu. Lalu, aku ingin menjadi astronom ataupun astronot. Tapi aku tak tahu harus pergi kemana untuk menjadi seperti itu. Akhirnya aku pun hanya bisa bermimpi. Andai saja aku mencari tahu, mungkin saat ini aku sudah bergabung bersama NASA untuk pergi ke bulan, Mars, planet-planet lainnya. Aku kemudian suka menjadi pramugari. Aku ingin langsing seperti mereka. Aku ingin tinggi. Tapi itu lagi-lagi hanya keinginanku. Kalau memang aku mau tinggi untuk bisa seperti mereka, kenapa dari dulu aku tidak mencoba berolahraga untuk menambah tinggi tubuhku?
Aku suka pada musik. Aku bisa mendengarkannya 24 jam 7 hari seminggu. Aku tak bisa hidup tanpa musik. Aku juga ingin menjadi pemusik, entah aku menciptakan lagu, entah itu bisa memainkan alat musik. Maka aku pun bertekad membeli gitar seharga Rp 10 ribu ketika aku masih duduk di bangku SMP. Tapi apa yang terjadi? Sampai sekarang, aku tidak bisa memainkan gitar, apalagi menjadi gitaris terkenal. Aku belajar keyboard di masa dewasaku, tapi itupun tidak sampai tamat. Aku pernah menciptakan beberapa lagu yang tidak pernah didengarkan oleh orang lain kecuali diriku sendiri. T_T
Aku suka membaca dan segala sesuatu hubungannya dengan tulis menulis. Tulisanku pernah terbit di Tabloid Fantasi meski hanya curhatan dan itu pun diedit oleh editornya. Aku pernah ikut lomba membuat cerpen. Dari lima orang yang ikut lomba, aku urutan kelima. Aku tidak menggali, bagaimana menulis cerpen yang baik. Akhirnya tulisanku hanya berkisar di buku, aku membuat cerpen2 yang tidak pernah kutunjukkan pada orang lain. Aku pernah ingin sekolah bahasa (Pada saat kelas 3 SMA, biasanya kita harus memilih apakah mau masuk IPA, IPS, atau Bahasa). Tapi karena bahasa hanya ada di sekolah negeri dan saat itu maraknya kerusuhan yang berakibat buruk bagi orang China (karena aku China) tahun 1998, aku tidak mengambil jurusan itu. Aku pernah mencoba membuat tulisan di Koran Kompas. Sebanyak yang aku kirim, sebanyak itulah yang dikembalikan. Bukti bahwa tulisanku jauh dari standar. Meskipun sekarang aku menjadi seorang web content yang setiap harinya menulis, aku tetap sering bertanya, apakah untuk inilah aku ada?
Aku tahu Tuhan pasti ingin aku melakukan sesuatu selama aku masih di dunia ini. Aku ingin menyenangkan hati-Nya selama aku ada di dunia ini tapi apa? Seakan mengkonfirmasi, beberapa kali Tuhan berbicara kepadaku melalui khotbah-khotbah yang aku dengar, melalui kesaksian bosku itu, melalui kesaksian orang2 yang telah menemukan apa tujuan hidup mereka. Banyak yang kudengar dan kusaksikan bagaimana seseorang berhasil mengejar tujuan hidupnya.
Ketika dia menjadi seorang akunting, maka gairahnya untuk angka-angka begitu meluap. Ketika dia bermusik, musiknya menghanyutkan dirinya ke dunia yang indah. Ketika dia menjadi seorang dokter, dengan bersemangat dia akan menceritakan kenapa penyakit ini itu. Seorang lain desainer, hasil karyanya begitu berseni dan menotok hatiku. Yang lainnya seorang pembuat kue, tapi kue buatannya begitu enak dilihat apalagi dimakan. Mereka semua menemukan tujuan hidup mereka. Lalu, untuk apa aku ada Tuhan? Berikan aku passion untuk melakukan sesuatu untuk-Mu agar hidupku ini dapat memuliakan-Mu.

Saturday, April 23, 2011

22 April 2011

22 April 2011 adalah tanggal dimana Yesus mati di kayu salib. Dia memang mati 2000 tahun lebih yang lalu, tapi kematian-Nya masih diperingati sampai sekarang. Ironisnya, di hari kematian-Nya ini, hari kelahiranku pun diperingati. Yesus mati di kayu salib, aku dilahirkan ke dunia.
Ada pemahaman baru di dalam diriku. Pada tanggal itu aku menyadari, ketika Yesus mati...aku dilahirkan. Yesus mati buat 'melahirkan' aku. Yesus mati agar aku bisa hidup, agar rohaniku tidak binasa. Yesus mengalami kematian agar aku mengalami kehidupan yang baru di dalam-Nya.
Hidupku ini ya Tuhan, bukanlah sembarangan kehidupan. Hidupku ini, hidup yang sudah diubahkan Tuhan. Maafkan aku selama ini... ketika aku mulai hidup di dunia, aku mencari hal-hal yang fana. Ketika aku dilahirkan, aku tidak mengenal kenapa Engkau harus mati. Aku hidup dalam kesia-siaan. Hidupku sekarang berharga, bukan penghargaan dari dunia, tapi Engkau yang menganggapnya berharga. Makanya Kau tebus dengan mahal sekali. Aku takut aku ga bisa bayar Tuhan. Aku takut aku ini ga layak. Tapi Engkau tetap mau mati untuk aku bisa 'lahir'.
Cinta-Mu kepadaku, menggebu-gebu. Cinta yang tanpa batas. Ajari aku Tuhan. Ajari aku... Cintaku kepada-Mu naik turun. Bisa saja aku rindu pada-Mu, ingin melihat wajah-Mu, dekat selalu dan bercakap-cakap dengan-Mu. Lalu, aku bisa saja seperti melupakan-Mu, tak mencari dimana Engkau atau bercakap-cakap, tidak peduli cinta-Mu, tak mau tahu maksud-Mu.
Kau mati agar aku hidup...
22 April 2011

Wednesday, April 20, 2011

Jakarta oh Jakarta

Artikel terkait ada di : http://loishotraveling.blogspot.com/2014/10/jakarta-ibukota-indonesia-dengan.html

Semen Kehidupan

Dalam membuat sebuah bangunan, diperlukan batu bata, semen, rangka baja, dasar, dan kayu penyangga. Dasar rumah diciptakan dari campuran rangka baja yang kuat, ditambah batu bata, dan semen. Tuhan Yesus katakan, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu." Mat 7:24-25
Itulah sebabnya, rumah yang baik adalah rumah dengan pondasi dan dasar yang kuat. Sama seperti kita, kita juga perlu dasar yang kuat. Di Alkitab pun dijelaskan kenapa Yesus dianggap sebagai batu penjuru kita. Dia dianggap batu penjuru yang 'dibuang' namun ditinggikan oleh Allah.
Yesus merupakan batu penjuru kita. Rangka baja yang kuat adalah pengenalan kita akan Tuhan, namun bagaimanakah semen itu? Semen adalah Firman Tuhan yang melekatkan kita kepada Allah. Semen adalah firman yang kita terima dan kita baca yang menyelubungi setiap hati yang bolong sehingga menjadi utuh di dalam Tuhan. Semen ada di setiap celah kehidupan kita dan menjadikannya kokoh di dalam Tuhan.
Kalau kita mencampur semen itu dengan terlalu banyak pasir, maka semen itu akan rapuh dan mudah rontok. Pasir adalah kerikil kecil dalam kehidupan kita yang terus menerus kita ambil dari dunia ini untuk mendirikan kehidupan kita. Pasir adalah kelemahan kita yang mengakibatkan kita tidak taat. Pasir adalah masalah-masalah yang kita hadapi karena tindakan yang kita ambil.
Memang pasir itu diperlukan agar kita mengerti yang indah karena hal-hal buruk yang terjadi. Memang pasir bermanfaat karena nantinya kita akan melihat bagaimana Tuhan bekerja untuk mendatangkan keindahan dari kejadian yang buruk. Namun, kita perlukan semen untuk itu. Semenlah yang menjadi perekat. Yang melengkapi hidup dan bangunan rohani yang kita bangun. God bless

Monday, April 11, 2011

Selaput Itu Sudah Mulai Dibuka

Saat masih kecil, aku berpikir seperti anak kecil, tingkah lakuku seperti anak kecil, melakukan hal-hal yang anak kecil lakukan. Ketika aku remaja, sayangnya tingkah laku dan pemikiranku masih juga seperti anak kecil. Bahkan ketika aku mulai beranjak dewasa, hal itu tidak berubah. "Anak kecil" begitu melekat di dalam diriku.
Ketika menjalani hari-hari, aku merasa diriku tidak butuh orang lain. Aku hebat, aku bisa sendiri. Orang lain tho hanya menyusahkan dan memanfaatkan diriku saja. Mereka mendekat padaku ketika aku pintar ini atau itu, ketika ada sesuatu dariku yang mereka inginkan. Aku tidak percaya mereka berteman hanya untuk berteman, tanpa alasan apapun.
Ketika menjalani bulan demi bulan, aku makin tersisih. Aku sengaja makin menutup diri dan mereka pun sengaja menjauh. "Aku bisa bertahan sendirian," itu pikirku. "Aku orang yang kuat dan mandiri, bahkan saat aku masih kecil seperti ini." itu alasanku. Namun aku tahu di lubuk hatiku, aku kesepian. Aku ingin seseorang yang mengerti aku. Tapi aku sendiri tidak bisa mengerti mereka, ada selaput yang menutupi mataku. Aku tak bisa melihat kebaikan, perhatian, ataupun pertemanan yang mereka tawarkan kepadaku.
Ketika menjalani tahun-tahun dalam hidupku, aku baru menyadari. Mereka bukan memanfaatkan diriku, tapi itulah namanya makhluk sosial. Saling membutuhkan dan berbagi. Mereka tidak hanya butuh kepintaranku, tapi betapa bagusnya kalau aku bisa membagikan kepintaran itu agar mereka juga terberkati. Mereka menerima segala kekuranganku sekaligus bergesekan denganku, hanya supaya aku lebih baik lagi. Mereka memang mendekatiku dengan maksud tertentu, yaitu agar hidupku dan hidup mereka selalu terkoneksi.
Selaput itu mulai runtuh perlahan-lahan. Aku menjadi seperti anak kecil lagi, tidak tahu apa-apa. Namun anak kecil yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Anak kecil itu perlahan-lahan tapi pasti mulai tumbuh dalam kebijaksanaan dan pengertian tentang kehidupan. Anak kecil yang mempunyai arah yang benar...
Jika Anda tidak tahu seperti apa anak kecil itu, tanyakan saja padaku. Aku akan dengan senang hati menjawabnya. Anak kecil itu bertumbuh dengan pemahaman, jangan jadikan diri sendiri sebagai pusat kehidupanmu, tapi Tuhan. Maka kau akan melihat, kau berharga sekaligus berdampak buat orang lain. Ketika kau melihat hanya kepada dirimu, kau hanya melihat satu arah saja, ke dalam. Hal itu tidak akan mengubah apa-apa. Ketika kau lihat ke luar, ke Penciptamu yang sesungguhnya, kau akan melihat banyak hal karena Dia lebih besar dari segala sesuatu dan kau bisa melihat banyak hal. Jadilah anak kecil yang bertumbuh!!!

Friday, April 1, 2011

A Long Time Ago

It's been a long time since my last post... I know that as a human, i do have minus. Long time ago, i let my self become a girl what the world told me to. I thought that who i am and it was continued until i am grown up. I have a wrong identity for myself and God fixed it several years behind.
I saw my self introvert, courage yet scared, wanna be a boss but very selfish, clever but also fool person, not know anything except myself, just go with the wind, had no hope, lost in the world, can't feel the real love yet want to know it so much. All of that was in me.
Then, why can i change? I had met Him. I fall in love with Him and from that moment, He gives me everything. He's love is the purest love i've seen. Before i knew Him, He's already loves me. I don't have to tell you who is that person. He have everything in this world and yet he's very humble.
He shows me understanding. What precious to me before, it doesn't anymore. I can't call human's excepted is the most important thing to me. I just need one human yet He's my Creator. I need Him the most. He taught me about everything. Now my eyes not blind anymore. My mind have a vision for Him. God created the greatest thing for me and with humble i wanna learn about it day by day.... Love You, Father