Saat Motorku ada di Belakang Mobil
Kalau jalanan lagi sepi, aku bisa dengan mudah melihat jalanan mana yang enak buat dilewati sampai jauh ke depan, tapi aku paling sebel kalau ada di belakang mobil. Aku jadi ga bisa ngeliat lubang dan ga tahu kemana harus melangkah.
Gitu juga dengan kehidupan. Waktu ga ada hambatan, rasanya masa depan bisa kita raih mau kemana aja bisa kita tuju. Namun, ketika penghalang menghadang pandangan kita, kita mulai tersesat. Kadang tiba-tiba menerobos lubang yang tidak kelihatan. Kadang harus berhenti tiba-tiba. Kadang kita seperti bingung mau ke kiri atau ke kanan, jalan yang mana yang bisa kita tempuh.
Saat Motorku Tidak Punya Kaca Spion
Aku terbiasa menggunakan kaca spion jadi saat kaca spionku patah sebelah, aku sangat sengsara. Aku harus melihat ke belakang setiap kali aku mau belok atau mau ke kanan/kiri. Beda banget saat ada kaca spion, aku bisa melihat ke spion aja, mau menambahkan kecepatan atau mengurangi kecepatan, harus berbelok atau belum, aku bisa melihat apa yang di belakangku dengan kaca spion.
Nah, kaca spion itu laksana pelajaran dari masa lampau. Kita perlu belajar melihat pelajaran apa yang bisa kita ambil dari masa lampau.Sudahkah kita berjalan menuju masa depan yang gemilang ataukah kita melakukan perbuatan yang sama sehingga hasilnya pun gitu-gitu aja.
Saat Aku Mau Ngebut
Ada saatnya, aku bisa melarikan motorku dengan kecepatan 80km/jam. Btw, motorku ada Supra Fit X keluaran tahun 2008. Saat ngebut, aku senang pada angin yang menerpaku. Selain itu, kadang juga karena kepanasan, jadi aku pengen cepet nyampe. Apapun alasannya, aku lumayan sering ngebut. Cuma ya pada saat ngebut, aku butuh konsentrasi tinggi.
Kalau dalam kehidupan, ngebut itu bagaikan saat dikejar target, target apapun yang lagi pengen kita raih. Mulai dari pekerjaan sampai target masa depan kita. Kita ingin meraih target itu, kita mulai berkonsentrasi dalam mencapainya, jangan sampai jatuh. Kita perlu mesin (tubuh) yang tangguh dan kita perlu bensin (tenaga) yang cukup. Jika tidak, mustahil bisa dicapai.
Saat Ada Rambu-Rambu Lalu Lintas
Polisi tidur memang membuat kita harus pelan-pelan. Apalagi kalau plang "Hati-hati, banyak anak-anak." Kita kudu waspada dengan rambu-rambu yang ada. Bagaimana kita harus stop saat lampu merah, bagaimana kita harus hati-hati saat ada plang segitiga merah, dan lain sebagainya.
Kita juga memerlukan rambu-rambu dalam kehidupan kita agar kita dapat berjalan di koridor yang aman. Misalnya saja, ada rambu-rambu peringatan bagaimana pacaran yang sehat, rambu-rambu tentang bagaimana menghasilkan uang yang halal, bagaimana kita bersosialisasi dengan sesama. Semua itu perlu kita pelajari agar kita dapat berlalu lintas dengan aman.
Saat Tersesat
Ya, tersesat saat berkendara pasti bisa dong. Kita jadi bingung sendiri, kok bisa ke tempat tersebut. Tapi akhirnya kita jadi tahu jalan yang benar.
Pernahkah kamu tersesat dalam kehidupan? Kenapa kita bisa sampai di kehidupan yang seperti itu? Jangan salahkan siapa-siapa, jangan juga salahkan Tuhan. Tanpa kita sadari, kita sendiri yang memutuskan untuk ada di situ. Tapi setelah kita tahu itu, kembalilah pulang ke jalan yang benar.
Saat Bensin Mau Habis
Kita jadi deg-degan, cukup nggak ya bensinnya. Kenapa kok belum ada juga pom bensin untuk kita isi ulang? Kita jadi makin ga karuan. Gimana kalau harus dorong? Udah panas, ya pasti berat tuh motor.
Ini sama kayak kapak yang sudah tumpul, kita perlu tenaga yang lebih besar untuk menebang. Kita jadi ga karuan tapi butuh keluar banyak pikiran. Ada kalanya, kita harus isi dulu. Isi dengan relaksasi, pikiran positif, dekat Allah, menikmati musik, bersantai di pantai, apa saja yang membuat kita rileks. Jangan lupa isi dulu tenaga kita.
Saat Berboncengan
Saat kita berboncengan, ingatlah bahwa ada orang di belakang kita. Kita jadi jangan gegabah dan melarikan motor seenaknya. Orang yang kita bonceng juga punya sifat yang bermacam-macam, kita perlu tahu sampai seberapa berani dia ketika kita bonceng.
Saat kita berboncengan dengan orang lain seperti partner kerja ataupun pasangan hidup, kita perlu mengenal karakter mereka dan hidup berdampingan dengan rukun. Kalau partner kerja sih mungkin bisa berakhir, tapi kalau partner hidup harusnya tak boleh berakhir. Jadi, manusia memang menajamkan manusia. Itulah sebabnya kita bisa tumbuh dewasa
foto pribadi |
No comments:
Post a Comment