Thursday, May 19, 2016

Penjambretan di Siang Bolong

Hari itu aku sedang banyak pikiran. Di atas motor itu, aku memikirkan apa yang sedang terjadi pada hidupku. Cuacanya sedikit panas, namun cukup adem karena banyak pepohonan. Angin juga semilir bertiup. Jadi, aku ga ngebut mengendarai motor, seperti yang biasanya aku lakukan.
Aku liat di sisi kanan jalan, seorang cowok yang sedang mengendarai motornya juga nampak santai. Aku pikir dia juga sedang menikmati cuaca yang indah itu. Sampai aku dapatin bahwa dia sudah berada di sisiku, mepet dengan motorku.
Dengan tangan kanan tetap memegang stang motor, tangan kirinya mulai meraih ke arah leherku, di situlah terletak kalung perak yang aku beli beberapa bulan lalu. Dia mengerahkan tenaga dan berhasil menariknya.
Saat itu aku kaget karena sedang galau, jadi yang kulakukan hanyalah berteriak. Aku berusaha membuat motorku tidak jatuh. Aku berusaha menjauh dan mau menendang motornya, tapi ternyata dia sudah kabur duluan membawa kalung senilai Rp 300.000an itu. Aku sempet liat dia ngebut sambil melihat ke tangannya, hasil penjambretan yang baru dia lakukan.
Mungkin saat itu dia kecewa, karena langsung fokus ke arah jalan lagi. Pantas aja sih dia kecewa, karena kalung itu sudah ‘berlumuran’ benang dari setiap pakaian yang aku kenakan. Jadi kalung itu terlihat murahan. Ga tau juga sih apakah dia buang atau gimana pada akhirnya.
Kayaknya dia emang udah biasa menjambret deh. Sayang aku ga liat plat kendaraannya. Yang kutahu hanyalah orangnya berbadan atletis, sedikit coklat, dan menggunakan motor putih.
Tapi ada 2 hal yang aku syukuri dari kejadian itu. Yang pertama, aku bersyukur aku tidak jatuh ataupun terluka. Itu menurutku karena kaitan kalungnya udah ga kencang jadi mudah ditarik. Jadi sebulan yang lalu, kalung itu sempat rusak kaitannya, jadi aku benerin aja apa adanya. Ternyata, rusaknya kaitan membuat kalung itu mudah dijambret. Aku ga jatuh bahkan leherpun hanya merah sedikit. Yang kedua, dia mengincar kalungku dan bukannya tasku yang juga aku panggul di depan bahu. Coba yang dia incar tas, aku setidaknya jatuh dan banyak barang berharga yang bisa raib. Setidaknya, menyusahkan banget untuk buat KTP baru misalnya.
Satu lagi hilang dalam hidupku, kalung putih yang memang kuinginkan ada di leherku. Suatu hari nanti, aku juga akan kehilangan yang lainnya. Meski mungkin aku mendapatkan hal yang baru, tapi aku kehilangan juga. Kita belajar banyak dari rasa kehilangan ini. Ada yang nggak berani lanjut karena takut hilang dan gagal, ada yang tidak menyerah dan tetap bangkit untuk hal baru. Ada yang merasa sangat terluka dan ga mau mengalaminya lagi, namun ada yang terus mencoba.

Kalau kamu kehilangan sesuatu, jangan sampai itu membuatmu takut dan tidak berani mencoba lagi. Jangan takut gagal, jangan menyerah. Manusia yang hidup di dunia ini, setidaknya sudah menang dari satu juta sperma lainnya agar bisa hidup di dunia ini.