Aku mulai suka
dengan cewek ini waktu SMP kelas 3, kamipun kemudian pacaran sampai kelas 1
SMA. Tapi kami pacarannya diem-diem. Dia ga mau kalau sampe ada yang ngelaporin
ke orang tuanya kalau dia udah pacaran. Jadi, kami pun main kucing-kucingan.
Kalau di tempat
umum, dia sih oke-oke aja. Tapi kalau di sekolah, kami ga kayak pacaran. Kami
pun melakoninya selama 2 tahun-an. Lalu hubungan kamipun mulai merenggang
setelah kelas 2 SMA.
Sewaktu pacaran,
aku sering mengajak temenku jalan bertiga. Maksudnya, ya biar kami ga terlalu
kelihatan seperti orang yang pacaran. Biar temenku ini jadi penengah. Temenku
yang sekaligus merupakan kakak kelasku ini sudah aku kenal akrab, karena dia
dan aku sering banget pergi ke sekolah bareng naik bis.
Tiba-tiba suatu
hari, ga ada angin, ga ada ujan, temenku ini mengaku jujur juga menyukai
pacarku ini. Kontan aja pengakuannya tidak aku terima.
“Maksudmu apa
bilang gitu?” tanyaku kepadanya
Dia malah emosi
dan kemudian main fisik. Kamipun berantem pada saat itu. Namun, kami kemudian
dilerai. Sejak itu, kami ga bisa kayak dulu lagi yang berteman akrab.
Kedua kalinya, kami
bertemu di kantin secara tidak sengaja. Saat itu lagi ramai namun kami coba
ngomong baik-baik dengan teman-teman gengku juga. Awalnya, kami ngomong-ngomong
seperti biasa. Namun tiba-tiba dia pun kembali emosi. Kami pun berantem. Saking
hebohnya, sewaktu dia hendak memukulku, akupun menghindar. Hal itu membuatnya
tersungkur di meja dan menyebabkan meja tersebut rusak. Kamipun kemudian
dilerai lagi. Namun, masalah ga sampai di situ aja. Kami pun harus menghadap
guru BP.
Usut punya usut,
ternyata teman baikku ini pernah menyatakan cinta kepada cewek yang aku pacari
selama 2 tahun. Rupanya, setelah dia putus dengan pacarnya yang juga merupakan
temen cewekku, dia mulai melirik pacar temennya sendiri. Sewaktu temenku ini
mengungkapkan perasaannya kepada cewekku, memang tidak terjadi apa-apa. Hubungan kami udah ga bisa baik kembali. Tapi masalah ga selesai sampai di
situ.
Aku sama cewekku
ini memang sudah menjalin hubungan yang dingin selama bertahun-tahun kemudian.
Terlepas dari pengkhianatan temenku, kami pun sudah sering putus sambung.
Malahan, aku mendapati bahwa cewekku ini berkhianat dengan pria lain. Waktu
ketahuan, cewekku ini malah marah, “Ngapain sih kamu ngikut-ngikutin aku?”
Aku mencoba lagi.
Aku mencoba menaruh harapan positif di dalam hubungan kami dan memberikan dia
kesempatan lagi. Kami pun tetap pacaran meski kami pacaran jarak jauh, karena
aku harus kuliah di Malaysia. Namun, hubungan kami tuh sudah begitu dingin,
seperti hanya status aja.
Setahun kemudian
akupun memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Aku katakan padanya bahwa aku
sangat capek. Sejak saat itu, dia baru bereaksi. Dia baru bertanya-tanya,
mengapa. Dia baru mencoba untuk memperbaiki keadaan. Padahal selama ini, aku
yang berdarah-darah dan dia yang tidak peduli. Bahkan dari beberapa temenku,
dia didekati oleh beberapa cowok dan temenku pun menyarankan bahwa lebih baik
melepaskan dia.
Aku memang terlalu
naif. Cinta itu tidak seindah apa yang dibayangkan. Setelah 4 tahun mencoba,
ternyata tak berhasil juga. Aku perlu 1 tahun untuk benar-benar bisa melupakan
cinta monyetku ini. Namun, ada pelajaran yang aku tarik.
Mungkin aku ini
tidak begitu realistis dalam melihat cinta. Yang pasti, aku menyadari bahwa
tentunya aku juga punya andil dalam hubungan yang tidak berjalan dengan baik ini.
Aku jadikan ini pengalaman dan belajar dari situ. Aku juga belajar untuk
melihat kekuranganku, dan mau mulai belajar untuk mempercayai orang lebih lagi.
Kepercayaan itu
penting banget menurut aku. Jadi aku akan mencoba belajar percaya dan
mempercayai lebih banyak lagi.
Aku sadar bahwa
ada sifat-sifat jelek yang mungkin keluar saat aku memulai hubungan yang baru,
emosiku bisa aja meledak-ledak di dalam hatiku. Namun aku belajar untuk
menahannya tetap berada di dalam dan setelah itu mulai berpikir dan merefleksikan
diri. Aku bertekad untuk menjadi dewasa. Tidak mengatakan sesuatu yang bakalan
membuat kita menyesal.
No comments:
Post a Comment