Wednesday, June 10, 2015

Apa yang Kau Inginkan, Perbuatlah Terlebih Dahulu

Saya abis denger khotbah tentang toilet. Gini ceritanya. Ketika itu, pendeta saya pengen pipis di pesawat. Ketika dia masuk toilet, dia ngeliat kalau tissue berserakan di lantai toilet. Dia kesel karena kok ada orang yang jorok banget yaa...

Katanya, dia sih suka ngomel dan kemudian biarin tuh tissue dalam keadaan apa adanya. Tapi kemudian dia berpikir, gimana kalau orang yang akan pipis berikutnya ngeliat dia keluar dari toilet. Bukankah orang itu akan berpikir dia yang buang tuh tissue?

Hal ini mengubah cara pandangnya. Menurutnya, apa salahnya kita membuang tissue yang dibiarkan orang lain ke tempat yang semestinya? Hal ini tentunya diperlukan kerelaan untuk buang, dan kerelaan untuk menyentuh sesuatu yang menurut sebagian besar kita suatu hal yang menjijikkan.

Pendeta saya tuh ngomong gini, "Jadi, apa yang kau inginkan, perbuatlah hal itu terlebih dahulu." Kalau pengen bersih, ya lakukanlah kebersihan itu. Jika pengen kedamaian, buatlah kedamaian itu di dalam hidupmu dan orang-orang di sekelilingmu.

Lantas, apa yang saya temukan kemudian? Setelah ibadah, saya ke toilet dan saya menemukan ini :

Kayaknya, kisah tentang toilet itu harus langsung saya praktekkan. Sebenernya, jijik sih karena itu kan bekas orang. Anehnya lagi, saya sendiri ga ngerti kenapa tuh tissue bisa nempel di situ yaaa..

Ga banget deh dan ga abis ngerti kenapa tissue bisa nempel di dinding toilet. Jadi, dengan tekad yang kuat dari dalam hati yang paling dalam, saya kemudian ambil tissue bersih dan kemudian ngambil tuh tissue dengannya dan buang ke tempat sampah, sebelumnya saya foto dulu tentu saja buat bukti, hehehhe.

Kadang ya, kita 'dipaksa' untuk menunjukkan integritas kita, manusia seperti apa kita sebenarnya saat dihadapkan dengan masalah. Kalau kita disudutkan pada beberapa pilihan, apakah yang akan kita lakukan? Hei, hal ini mungkin kedengarannya sepele, tapi kalau kita lakukan dengan konsisten berdasarkan prinsip yang kita anut, lama-lama kehidupan kita akan berjalan sesuai dengan integritas kita itu.

Misalnya, kita tidak bisa mengatakan bahwa kita adalah orang yang paling benci rokok. Tapi kemudian, kita pun menjual rokok. Selama kita ga ngerokok, toh gpp. Ini artinya, ada yang salah dengan integritas yang kita bangun. Kalau memang tidak suka rokok, yang pertama kita tidak merokok, tidak menyarankan orang lain untuk merokok, dan juga segala hal yang berhubungan dengan rokok kita singkirkan.

Itulah sebabnya, pada akhirnya kita bisa bilang kepada orang lain yang merokok, hal itu ga bagus buat kesehatan. Jika kita saja menjual rokok, lalu apa bedanya? Lama-kelamaan, orang-orang yang tahu kita tidak suka rokok, mereka akan mulai sadar diri dan sebisa mungkin tidak merokok di depan kita. Itulah mengapa kita harus terlebih dahulu berbuat seperti apa yang kita inginkan, saat kita menginginkan orang lain perbuat hal itu untuk kita.

Semoga berguna dan selamat hidup konsisten dengan integritas hidup yang Anda punyai.....

No comments:

Post a Comment