Waktu kecil, hidup keluarga kami sangat sederhana. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, mamaku harus cermat memikirkan cara. Tak jarang kami sebagai anak-anaknya harus minta kepada papa agar dapat uang, kalau nggak uang itu akan habis begitu saja.
Lucunya, meskipun dibilang sederhana, meskipun makan kadang hanya dengan kecap dan sering sekali makan mie instan aja, tapi kami sudah punya mobil waktu itu. Gaya yang ditampilkan ke orang lainkah? Aku juga ga mengerti.
Seringkali aku harus menunggak pembayaran SPP sekolah. Ya, seringkali pula sudah minta pada papa tapi dibilang belum ada uang. Jadi harus gimana lagi?
Intinya, hidup ini aku jalani begitu saja. Aku ga tahu apa tujuan hidupku ke depan, aku ga bisa melihat apa yang indah dalam hidup. Jadi, jika ada kesempatan yang bisa membuatku tertawa, maka aku ambil saja. Aku pikir setiap peristiwa yang membuatku tertawa, akan membuat hidupku lebih bahagia. Tapi ternyata tidak.
Melihat kehidupan yang telah kujalani, aku mungkin banyak mengambil keputusan-keputusan yang salah. Aku bertindak semaunya, melanggar larangan ortu, tidak berpikir panjang dan bertindak sesuai dengan impuls, dan perbuatan bodoh lainnya.
Benar kata pujangga Salomo, ketika kita lebih dewasa dan melihat ke belakang, kita tahu bahwa apa yang kita lakukan dulu hanyalah sia-sia belaka. Namun, ada satu sisi lagi yang kulihat di dalam hidup. Yang kita anggap sia-sia di masa lalu, membuat kita seringkali ragu untuk melangkah di masa depan. Apakah aku akan melakukan kesalahan lagi? Apakah ini tindakan yang benar?
Pelajaran yang diberikan oleh kehidupan, membuat aku kemudian menyadari bahwa :
- Segala sesuatu kita sendiri yang tentukan, karena Tuhan sudah berikan kehendak bebas. Tapi berbahagialah mereka yang dari kecil sudah mengenal-Nya, ini akan membawa banyak kebaikan di dalam hidup.
- Saat memutuskan / menentukan sesuatu, tanyakanlah pada dirimu sendiri : Apakah ini bermanfaat buat masa depanmu? Apakah kamu merasa hidupmu akan jadi berarti dengan keputusan yang kamu ambil? Apakah ini berguna bagi orang lain? Apakah ini yang sesungguhnya kamu mau? Jika jawabannya "tidak" untuk salah satu saja, maka jangan putuskan.
-Jika kamu telah salah mengambil keputusan, jangan menyesal. Seringkali Tuhan mengubah kondisinya menjadi hal yang indah untukmu. Belajarlah untuk tetap percaya, meski sulit.
- Kita tidak hidup sendirian. Tuhan adalah yang utama yang kita butuhkan, namun kita juga butuh orang lain. Bukan penilaian mereka atas kita, karena kita bisa dinilai oleh Tuhan semata, tapi kita butuh hubungan yang bisa dibina dengan orang-orang. Hubungan yang baik akan membawa pada banyak kebaikan pula.
Saat aku ngerasa sedih dengan kehidupanku yang normal-normal bahkan cenderung sepi ini, aku ingat kembali bahwa aku sendiri yang memutuskan. Aku akan buat hidup ini indah, tentunya bersama Tuhan.
Jika kamu belum percaya apakah Tuhan itu ada, maka cobalah tanyakan pada dirimu sendiri, mengapa ada perasaan kosong di dalam hidupmu / dirimu untuk sesuatu yang lebih besar.
Pelajaran yang terpenting yang diberikan oleh kehidupan adalah selalu akan ada kematian. Jadi, jangan pernah berharap kamu akan hidup selamanya. Kalau tahu begitu, isilah dengan hal-hal yang tidak akan membuatmu menyesal di kemudian hari. Jadilah yang terbaik dari dirimu sendiri.
No comments:
Post a Comment