Saat ini, aku bekerja sebagai seorang jurnalis. Menulis cerita, mereview sesuatu, meng-update berita terbaru, memperhatikan hal-hal sekeliling untuk ditulis, maupun memberikan pengajaran yang sumbernya dari orang lain tiap hari kulakukan. Makin hari aku harus makin baik, itu motivasiku.
Hari ini ada sesuatu yang menggelitik hatiku. Dalam menulis artikel-artikel, terutama news, terbagi menjadi 4 orang. Di antara empat orang ini, bisa dibilang kami harus berusaha keras. Selain harus mencari news yang berbobot dan dibaca banyak orang, kami juga harus bersaing untuk memperebutkan news yang dianggap paling diminati.
Tadi barusan ada yang mengatakan bahwa Indonesia akan di-ban (dilarang) menggunakan Blackberry. News ini sesuatu yang menarik. Tiba-tiba ada yang nyeletuk, "Udah aku angkat ya..." (Maksudnya news tersebut udah dibuat olehnya). Aku memposisikan diriku menjadi teman yang mengatakan pertama kali itu. Memang bukan dia yang pertama kali lihat news tersebut dan ingin mengangkatnya, tapi itu berarti dia harus mencari news lain yang juga menarik. Aku langsung berpikir, "Wah, harus cepat nih melihat news yang bagus..."
Apa yang aku tangkap dari situ? Aku merasa persaingan itu memang sangat diperlukan dalam kehidupan kita, agar kita mencapai hal-hal yang lebih baik lagi. Tanpa persaingan, kita tidak punya motivasi untuk mencari hal-hal yang lebih baik lagi, lebih lagi dari orang lain. Kita harus selalu berusaha lebih baik dalam setiap segi kehidupan kita. Dalam dunia bisnis, karir, keuangan, keluarga, kebahagiaan, penerimaan diri, hidup, kemampuan, dan semua hal lainnya.
Sama seperti kerohanian kita. Ketika kita melihat orang lain melayani Tuhan dengan lebih, seharusnya kita lebih lagi berusaha untuk melayani Tuhan. Memberikan kepada-Nya persembahan yang lebih lagi. Tentu saja bukan dengan kekuatan sendiri, namun kita harus punya sikap hati seperti itu, sehingga Tuhan memampukan kita. Setujukah Anda?
No comments:
Post a Comment