Adalah sebuah bangsa yang besar pada jaman dahulu kala sedang kebingungan. Mereka tinggal di daerah kekuasaan negara Melipir, tidak punya daerah sendiri. Mereka disiksa dan disuruh kerja rodi, padahal mereka adalah bangsa yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah rakyat negara Melipir. Namun, begitulah nasib yang mereka terima.
Hal ini dikarenakan mereka diciptakan untuk suatu tujuan yang besar, yang ada hubungannya dengan raja Yedius. Raja Yedius ini adalah seorang raja yang kekuataannya melebihi siapapun di dunia ini. Raja ini begitu peduli dengan negara Semaya, negara yang dijajah tersebut. Hal ini dikarenakan kelahiran raja tersebut memang ditujukan untuk negara Semaya. Raja Yedius dan negara Isgato memang sudah ditakdirkan untuk satu sama lain.
Setelah raja Yedius naik turun ke dalam dunia hidup dan mati, setelah genap waktunya bagi negara Semaya untuk dibebaskan, raja Yedius kemudian memanggil seseorang di antara rakyat Isgato bernama Medu untuk datang kepada raja Melipir. Adapun raja Melipir adalah seseorang yang tidak takut akan siapapun. Itu karena raja Melipir belum tahu tentang raja Yedius.
Raja Melipir tidak takut ketika Medu datang kepadanya sambil membawa berbagai kekuatan raja Yedius. Medu yang hanya seorang manusia biasa dapat begitu hebat menyerang. Dia mengirimkan katak, belalang, hujan es, dan kegelapan bagi raja Melipir. Raja Melipir melawannya dengan mengirimkan ahli-ahlinya untuk mengalahkan Medu. Namun, Medu tak terkalahkan. Hal ini karena raja Yedius yang begitu hebat itu selalu bertempur melalui Medu.
Sampai suatu hari, kira-kira setelah berbulan-bulan lamanya pertarungan dijalankan, raja Melipir mengaku kalah. Ternyata ini hanyalah siasat saja. Dia merencanakan akan memunaskan bangsa Isgato di tengah perjalanan dengan tiba-tiba.
"Pergilah...aku mengaku kalah," ujar raja Melipir.
"Aku akan pergi dengan semua rakyat Isgato, termasuk ternak dan segala yang kami punya. Bahkan kami harapkan tidak ada lagi permusuhan di antara kita," ujar Medu.
"Pergi... pergi sekarang juga." bentak raja Melipir.
Medu pergi dari istana raja Melipir dan mengumumkan kepada semua rakyat Isgato untuk bersiap-siap. Pada waktu itu, tengah malam sudah lewat. Memang matahari masih di peraduannya, namun bulan pun sudah bersiap-siap untuk pergi.
Raja Yedius menemani mereka dengan menyerupai api. Api itu tidak membakar bangsa Isgato dan segala kepunyaan mereka namun mampu menerangi dan menghangatkan tubuh mereka. Mereka juga diberi makan dan minum. Terkadang memang mereka melewati jalan yang sulit, tidak ada air, dan juga terjal. Namun, mereka tidak apa-apa. Bahkan kasut yang mereka pakai, tidak koyak sama sekali, seakan-akan terbuat dari bahan abadi. Raja Yedius yang abadilah yang melakukan segala perkara tersebut.
Namun, apa yang terjadi?
Raja Melipir datang tiba-tiba dengan semua pasukannya berkuda. Bangsa Isgato ketakukan. Tidak ada yang pernah memegang senjata di antara mereka karena mereka memang dilarang pada waktu dijajah tersebut. Ini mereka dikepung. Namun, raja Yedius membutakan semua pasukan raja Melipir. Bangsa Isgato bisa jalan dengan aman, sementara tentara Melipir tidak sampai-sampai kepada bangsa Isgato, padahal mereka memakai kuda.
Di tengah lautan, bangsa Isgato berjalan di tanah kering karena laut itu terbelah. Namun begitu bangsa Isgato sudah sampai di tanah dataran, air laut itu langsung menyatu kembali dan menenggelamkan semua pasukan Melipir. Lautan sedalam 1000 meter itu langsung menelan dan membinasakan raja Melipir dan pasukannya. Ini hanya sebagian kecil kekuatan dari raja Yedius.
Setelah itu,
Meskipun sudah berkali-kali menerima penyelamatan dari raja Yedius, seringkali mereka mengomel kepada Medu. Mereka merasa bahwa waktu tinggal di tanah Melipir, keadaan mereka lebih baik. Mereka bisa bergerak bebas sekalipun disuruh kerja rodi. Raja Yedius bangkit amarahnya. Tidak pernah ada yang pernah bertemu dengan raja Yedius selain Medu. Jadi ketika raja Yedius hendak membinasakan mereka, Medu menahannya. Kembali raja Yedius mengampuni mereka, agar namanya yang besar tidak tercoreng.
Jika orang lain tahu bahwa raja Yedius membunuh orang-orang yang sudah diselamatkannya, apa jadinya nanti? Jadi, raja Yedius malah mengirimkan makanan dari langit dan membanjiri lahan tempat tinggal sementara negara Isgato.
Di sisi lain, ada bangsa lain yang telah mendengar dan merasa terancam dengan kehadiran bangsa Isgato. Mereka mendengar bahwa bangsa Isgato sedang mencari tanah untuk dijadikan daerah kedudukan mereka. Mereka tak mau lahan mereka yang subur itu direbut. Sebelum direbut, mereka melakukan penyerangan terlebih dahulu.
Maka mereka pun memanggil seorang ahli nubuat. Jika ahli nubuat ini menubuatkan sesuatu, apapun itu, maka nubuatannya akan terjadi. Setelah dipanggil, sang ahli nubuat mengatakan akan bertemu dengan raja dunia akhirat. Dia pun mendatangi raja Yedius. Raja Yedius berpesan, "Janganlah kau kutuk bangsa Isgato melainkan berkatilah mereka seperti apa yang akan aku katakan ini."
Lalu raja Yedius berkata, "Dari puncak-puncak gunung kulihat mereka. Lihat, suatu bangsa yang tersendiri tak termasuk golongan bangsa-bangsa lain. Mereka tidak terbilang banyaknya. Pada bangsa ini tidak terlihat kejahatan. Pada bangsa Isgato tidak tampak kesukaran karena Raja menyertai mereka. Mereka bersorak : Dialah Raja! Dialah yang telah membawa mereka keluar dari tanah Melipir, seperti benteng liar Ia bertempur bagi mereka. Tak ada mantra yang mempan dan tenungan pun tidak. Bangsa itu bangkit seperti singa betina, dan berdiri tegak seperti singa jantan. Ia tidak berbaring sebelum melahap mangsanya dan minum darah kurban yang diterkamnya."
Sekalipun bangsa Isgato sempat berkali-kali mengomel tak karuan kepada raja Yedius melalui Medu, namun raja Yedius mengatakan bahwa mereka tidak jahat. Bukan hanya kuasanya saja yang melampaui segala sesuatu, namun kasih raja Yedius juga begitu tinggi. Bahkan raja Yedius katakan bahwa tidak terlihat kejahatan dari bangsa ini.
Bisa dipastikan, ketika bangsa lain berperang melawan rakyat Isgato, mereka akan kalah. Padahal bangsa Isgato tak pernah berperang sebelumnya. Kemenangan demi kemenangan pun diraih. Sampai pada akhirnya mereka memperoleh daerah kekuasaan untuk diduduki.
Di suatu hari, ketika raja Yedius menyamar menjadi manusia. Dia berjalan keliling untuk melihat keadaan bangsa Isgato. Perlu puluhan tahun lamanya untuk dia menyebarkan apa yang menjadi misinya di dunia ini. Melihat hal ini, bangsa Isgato tidak suka. Mereka merasa bahwa ada seorang asing yang lain dengan mereka. Maka raja Yedius yang sedang lemah karena berada di tubuh manusia, mereka bawa ke pembantaian. Di sana sudah banyak tengkorak yang bertumpuk. Raja Yedius disiksa dan kemudian dibunuh secara sadis.
Di dalam tubuh manusianya ini, raja Yedius bukannya marah dan membantai mereka semua. Tidak. Raja Yedius malah membiarkan dirinya dibunuh. Namun, karena kuasanya begitu luar biasa, dia mampu bangkit kembali dan tetap mengasihi bangsa Isgato. Itulah sebabnya raja Yedius disebut sebagai raja akherat dan dunia. Dia menguasai semua elemen dunia dan mampu menerobos ke dunia manapun.