Monday, April 11, 2011

Selaput Itu Sudah Mulai Dibuka

Saat masih kecil, aku berpikir seperti anak kecil, tingkah lakuku seperti anak kecil, melakukan hal-hal yang anak kecil lakukan. Ketika aku remaja, sayangnya tingkah laku dan pemikiranku masih juga seperti anak kecil. Bahkan ketika aku mulai beranjak dewasa, hal itu tidak berubah. "Anak kecil" begitu melekat di dalam diriku.
Ketika menjalani hari-hari, aku merasa diriku tidak butuh orang lain. Aku hebat, aku bisa sendiri. Orang lain tho hanya menyusahkan dan memanfaatkan diriku saja. Mereka mendekat padaku ketika aku pintar ini atau itu, ketika ada sesuatu dariku yang mereka inginkan. Aku tidak percaya mereka berteman hanya untuk berteman, tanpa alasan apapun.
Ketika menjalani bulan demi bulan, aku makin tersisih. Aku sengaja makin menutup diri dan mereka pun sengaja menjauh. "Aku bisa bertahan sendirian," itu pikirku. "Aku orang yang kuat dan mandiri, bahkan saat aku masih kecil seperti ini." itu alasanku. Namun aku tahu di lubuk hatiku, aku kesepian. Aku ingin seseorang yang mengerti aku. Tapi aku sendiri tidak bisa mengerti mereka, ada selaput yang menutupi mataku. Aku tak bisa melihat kebaikan, perhatian, ataupun pertemanan yang mereka tawarkan kepadaku.
Ketika menjalani tahun-tahun dalam hidupku, aku baru menyadari. Mereka bukan memanfaatkan diriku, tapi itulah namanya makhluk sosial. Saling membutuhkan dan berbagi. Mereka tidak hanya butuh kepintaranku, tapi betapa bagusnya kalau aku bisa membagikan kepintaran itu agar mereka juga terberkati. Mereka menerima segala kekuranganku sekaligus bergesekan denganku, hanya supaya aku lebih baik lagi. Mereka memang mendekatiku dengan maksud tertentu, yaitu agar hidupku dan hidup mereka selalu terkoneksi.
Selaput itu mulai runtuh perlahan-lahan. Aku menjadi seperti anak kecil lagi, tidak tahu apa-apa. Namun anak kecil yang sekarang berbeda dengan yang dulu. Anak kecil itu perlahan-lahan tapi pasti mulai tumbuh dalam kebijaksanaan dan pengertian tentang kehidupan. Anak kecil yang mempunyai arah yang benar...
Jika Anda tidak tahu seperti apa anak kecil itu, tanyakan saja padaku. Aku akan dengan senang hati menjawabnya. Anak kecil itu bertumbuh dengan pemahaman, jangan jadikan diri sendiri sebagai pusat kehidupanmu, tapi Tuhan. Maka kau akan melihat, kau berharga sekaligus berdampak buat orang lain. Ketika kau melihat hanya kepada dirimu, kau hanya melihat satu arah saja, ke dalam. Hal itu tidak akan mengubah apa-apa. Ketika kau lihat ke luar, ke Penciptamu yang sesungguhnya, kau akan melihat banyak hal karena Dia lebih besar dari segala sesuatu dan kau bisa melihat banyak hal. Jadilah anak kecil yang bertumbuh!!!

No comments:

Post a Comment