Friday, November 23, 2018

Negara Isgato dan Raja Yedius : Kasih Menutupi Segala Pelanggaran

Adalah sebuah bangsa yang besar pada jaman dahulu kala sedang kebingungan. Mereka tinggal di daerah kekuasaan negara Melipir, tidak punya daerah sendiri. Mereka disiksa dan disuruh kerja rodi, padahal mereka adalah bangsa yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah rakyat negara Melipir. Namun, begitulah nasib yang mereka terima.

Hal ini dikarenakan mereka diciptakan untuk suatu tujuan yang besar, yang ada hubungannya dengan raja Yedius. Raja Yedius ini adalah seorang raja yang kekuataannya melebihi siapapun di dunia ini. Raja ini begitu peduli dengan negara Semaya, negara yang dijajah tersebut. Hal ini dikarenakan kelahiran raja tersebut memang ditujukan untuk negara Semaya. Raja Yedius dan negara Isgato memang sudah ditakdirkan untuk satu sama lain.

Setelah raja Yedius naik turun ke dalam dunia hidup dan mati, setelah genap waktunya bagi negara Semaya untuk dibebaskan, raja Yedius kemudian memanggil seseorang di antara rakyat Isgato bernama Medu untuk datang kepada raja Melipir. Adapun raja Melipir adalah seseorang yang tidak takut akan siapapun. Itu karena raja Melipir belum tahu tentang raja Yedius.

Raja Melipir tidak takut ketika Medu datang kepadanya sambil membawa berbagai kekuatan raja Yedius. Medu yang hanya seorang manusia biasa dapat begitu hebat menyerang. Dia mengirimkan katak, belalang, hujan es, dan kegelapan bagi raja Melipir. Raja Melipir melawannya dengan mengirimkan ahli-ahlinya untuk mengalahkan Medu. Namun, Medu tak terkalahkan. Hal ini karena raja Yedius yang begitu hebat itu selalu bertempur melalui Medu.

Sampai suatu hari, kira-kira setelah berbulan-bulan lamanya pertarungan dijalankan, raja Melipir mengaku kalah. Ternyata ini hanyalah siasat saja. Dia merencanakan akan memunaskan bangsa Isgato di tengah perjalanan dengan tiba-tiba.

"Pergilah...aku mengaku kalah," ujar raja Melipir.
"Aku akan pergi dengan semua rakyat Isgato, termasuk ternak dan segala yang kami punya. Bahkan kami harapkan tidak ada lagi permusuhan di antara kita," ujar Medu.
"Pergi... pergi sekarang juga." bentak raja Melipir.

Medu pergi dari istana raja Melipir dan mengumumkan kepada semua rakyat Isgato untuk bersiap-siap. Pada waktu itu, tengah malam sudah lewat. Memang matahari masih di peraduannya, namun bulan pun sudah bersiap-siap untuk pergi.

Raja Yedius menemani mereka dengan menyerupai api. Api itu tidak membakar bangsa Isgato dan segala kepunyaan mereka namun mampu menerangi dan menghangatkan tubuh mereka. Mereka juga diberi makan dan minum. Terkadang memang mereka melewati jalan yang sulit, tidak ada air, dan juga terjal. Namun, mereka tidak apa-apa. Bahkan kasut yang mereka pakai, tidak koyak sama sekali, seakan-akan terbuat dari bahan abadi. Raja Yedius yang abadilah yang melakukan segala perkara tersebut.

Namun, apa yang terjadi?

Raja Melipir datang tiba-tiba dengan semua pasukannya berkuda. Bangsa Isgato ketakukan. Tidak ada yang pernah memegang senjata di antara mereka karena mereka memang dilarang pada waktu dijajah tersebut. Ini mereka dikepung. Namun, raja Yedius membutakan semua pasukan raja Melipir. Bangsa Isgato bisa jalan dengan aman, sementara tentara Melipir tidak sampai-sampai kepada bangsa Isgato, padahal mereka memakai kuda.

Di tengah lautan, bangsa Isgato berjalan di tanah kering karena laut itu terbelah. Namun begitu bangsa Isgato sudah sampai di tanah dataran, air laut itu langsung menyatu kembali dan menenggelamkan semua pasukan Melipir. Lautan sedalam 1000 meter itu langsung menelan dan membinasakan raja Melipir dan pasukannya. Ini hanya sebagian kecil kekuatan dari raja Yedius.

Setelah itu,

Meskipun sudah berkali-kali menerima penyelamatan dari raja Yedius, seringkali mereka mengomel kepada Medu. Mereka merasa bahwa waktu tinggal di tanah Melipir, keadaan mereka lebih baik. Mereka bisa bergerak bebas sekalipun disuruh kerja rodi. Raja Yedius bangkit amarahnya. Tidak pernah ada yang pernah bertemu dengan raja Yedius selain Medu. Jadi ketika raja Yedius hendak membinasakan mereka, Medu menahannya. Kembali raja Yedius mengampuni mereka, agar namanya yang besar tidak tercoreng.

Jika orang lain tahu bahwa raja Yedius membunuh orang-orang yang sudah diselamatkannya, apa jadinya nanti? Jadi, raja Yedius malah mengirimkan makanan dari langit dan membanjiri lahan tempat tinggal sementara negara Isgato.

Di sisi lain, ada bangsa lain yang telah mendengar dan merasa terancam dengan kehadiran bangsa Isgato. Mereka mendengar bahwa bangsa Isgato sedang mencari tanah untuk dijadikan daerah kedudukan mereka. Mereka tak mau lahan mereka yang subur itu direbut. Sebelum direbut, mereka melakukan penyerangan terlebih dahulu.

Maka mereka pun memanggil seorang ahli nubuat. Jika  ahli nubuat ini menubuatkan sesuatu, apapun itu, maka nubuatannya akan terjadi. Setelah dipanggil, sang ahli nubuat mengatakan akan bertemu dengan raja dunia akhirat. Dia pun mendatangi raja Yedius. Raja Yedius berpesan, "Janganlah kau kutuk bangsa Isgato melainkan berkatilah mereka seperti apa yang akan aku katakan ini."

Lalu raja Yedius berkata, "Dari puncak-puncak gunung kulihat mereka. Lihat, suatu bangsa yang tersendiri tak termasuk golongan bangsa-bangsa lain. Mereka tidak terbilang banyaknya. Pada bangsa ini tidak terlihat kejahatan. Pada bangsa Isgato tidak tampak kesukaran karena Raja menyertai mereka. Mereka bersorak : Dialah Raja! Dialah yang telah membawa mereka keluar dari tanah Melipir, seperti benteng liar Ia bertempur bagi mereka. Tak ada mantra yang mempan dan tenungan pun tidak. Bangsa itu bangkit seperti singa betina, dan berdiri tegak seperti singa jantan. Ia tidak berbaring sebelum melahap mangsanya dan minum darah kurban yang diterkamnya."

Sekalipun bangsa Isgato sempat berkali-kali mengomel tak karuan kepada raja Yedius melalui Medu, namun raja Yedius mengatakan bahwa mereka tidak jahat. Bukan hanya kuasanya saja yang melampaui segala sesuatu, namun kasih raja Yedius juga begitu tinggi. Bahkan raja Yedius katakan bahwa tidak terlihat kejahatan dari bangsa ini.

Bisa dipastikan, ketika bangsa lain berperang melawan rakyat Isgato, mereka akan kalah. Padahal bangsa Isgato tak pernah berperang sebelumnya. Kemenangan demi kemenangan pun diraih. Sampai pada akhirnya mereka memperoleh daerah kekuasaan untuk diduduki.



Di suatu hari, ketika raja Yedius menyamar menjadi manusia. Dia berjalan keliling untuk melihat keadaan bangsa Isgato. Perlu puluhan tahun lamanya untuk dia menyebarkan apa yang menjadi misinya di dunia ini. Melihat hal ini, bangsa Isgato tidak suka. Mereka merasa bahwa ada seorang asing yang lain dengan mereka. Maka raja Yedius yang sedang lemah karena berada di tubuh manusia, mereka bawa ke pembantaian. Di sana sudah banyak tengkorak yang bertumpuk. Raja Yedius disiksa dan kemudian dibunuh secara sadis.

Di dalam tubuh manusianya ini, raja Yedius bukannya marah dan membantai mereka semua. Tidak. Raja Yedius malah membiarkan dirinya dibunuh. Namun, karena kuasanya begitu luar biasa, dia mampu bangkit kembali dan tetap mengasihi bangsa Isgato. Itulah sebabnya raja Yedius disebut sebagai raja akherat dan dunia. Dia menguasai semua elemen dunia dan mampu menerobos ke dunia manapun.

Friday, November 9, 2018

Makna Kehidupan di Balik Game Mobile Legend Bang-Bang

Selama dua bulan ini, aku udah ga nulis. Kayaknya jiwa menulis aku hilang diterbangkan angin. Aku coba cari inspirasi, rasanya ga ada yang kena di hati. Aku kehilangan reputasi, terutama di bidang ini. Sampe akhirnya aku sadar, harusnya aku berpegang saja pada apa yang ada sekarang. Saat ini, aku lagi menekuni craft, khususnya craft dari bahan bekas yang aku daur ulang. Nanti akan aku kasih ya hasilnya. Selain craft, aku juga lagi menekuni hobi baru yaitu main MOBILE LEGEND BANG-BANG. Cita-citaku mungkin suatu hari MLBB-ku bisa dijual, wkwkkwkwwk.

Aku belajar banyak dari MLBB, bahkan tentang kehidupan. Beneran???? IYA, beneran. Kalau kamu penggemar MLBB, kamu kudu simak ini. Kalau kamu bukan penggemar MLBB, aku usahakan sebisa mungkin membahasakan bahasa MLBB ke dalam bahasa sehari-hari. Ready? Goooo



1. Asah Skill / Talenta dengan Tekun
Setiap hero di Mobile Legend Bang Bang punya 3 skill utama dan ada juga skill pasif.

Skill pasif itu sama seperti apa yang ada di dalam kita sebagai manusia. Kenapa kita tahu kalau jatuh dari ketinggian itu bisa mematikan? Kenapa kita tahu kalau rambut itu warnanya hitam? Kenapa kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Itulah skill pasif kita.

Namun untuk skill utama, semuanya itu harus dilatih. Kita ga bisa mengemudikan mobil kalau sebelumnya ga pernah belajar mobil. Manusia ga akan bisa ngomong bahasa manusia kalau ga dididik dari kecil, ya paling-paling bisa mengeluarkan suara aja. Nah, di hero MLBB 3 skill ini juga harus dilatih dari awal game. Jika tidak, maka kekuatan kita sama seperti bayi yang ga bisa apa-apa.

Jadi sama seperti kekuatan kita harus kita asah. Kalau nggak, kita tidak akan jadi hero yang kuat dan mampu mengalahkan musuh.

2. Carilah Equipment / Perlengkapan yang Benar
Equipment di dalam MLBB digunakan untuk melengkapi sang hero dalam bertarung. Ada equipment yang berguna untuk meningkatkan serangan, mempertahankan diri, menambah kecepatan berlari, dan lain sebagainya. Nah, kita perlu cari perlengkapan yang benar kalau nggak hero jadi lemah atau paling sering banyak matinya. Terutama jika kita baru memainkan hero tersebut. Kita belum asah skill, perlengkapannya juga ga benar, bisa-bisa kita jadi sasaran empuk melulu.

Perlengkapan yang kita bawa janganlah membebani kita. Misalnya saja, kepengen punya mobil. Kita sanggup untuk bayar cicilan mobil tersebut, tapi ternyata kita lupa bahwa ada biaya lainnya yang mengikuti yang tidak sanggup kita bayar. Itu malah akan membuat kita stagnan di suatu tempat.

3. Gunakan Spells / Refreshing dengan Baik
Semakin tinggi tingkat kita, semakin banyak spells yang kebuka dan bisa kita pilih untuk digunakan. Spells ini diberikan kepada hero manapun agar kita bisa selamat sekaligus menang dalam bertanding. Ada berbagai macam spell, misalnya flicker yang langsung membuat hero yang memakainya berpindah ke depannya sehingga musuh tidak bisa menyerang, ada spells yang buat tembakan kita semakin cepat, dll. Spells biasanya lama pulihnya, hanya bisa kita pilih satu dari antara belasan dan akan dipakai selama pertandingan. Spells ini akan kita pakai waktu keadaan darurat atau sentakan sementara saja.

Nah, dalam kehidupan pernah kan ya ada sentakan dalam hidup kita. Misalnya, tiba-tiba kita dapat bonus tambahan. Contoh sederhananya, kita butuh liburan. Tiba-tiba kita ingat kalau ternyata ada tanggal merah besok. Cepet-cepet deh pesen tiket dan terbang liburan ke Raja Ampat, hehehehe. Atau karena tanggal merah kita dikasih insentif kalau kita mau masuk kerja di hari itu. Nah, kamu tinggal pilih mau yang mana. Itu bonus tambahan yang selalu ada tiap tahun. Kadang bisa menyelamatkan kita dari kebosanan atau bisa membuat kita kehilangan jenuh yang memang tidak kita undang itu.

Jika ada saat-saat seperti ini, gunakan dengan benar dan bermanfaat buat jiwa raga kita. Kita akan di-refresh dan mampu keluar dari kepenatan untuk sementara waktu.

4. Pilih Emblem / Penambah Tenaga yang Paling Sesuai
Tiap hero dibagi menjadi beberapa bagian. Ada yang sebagai assasin, ada yang menjadi tank, support, mage, dll. Nah, kamu hero yang mana? Kalau kamu menjadi tank, kamu tuh berarti pertahanan satu tim. Tenaga kamu besar, dan kamu paling tangguh. Jika begitu, pilihlah emblem penambah tenaga yang paling sesuai dengan kamu. Jangan sampai salah.

Begitu juga kehidupan bukan? Kamu orangnya ga bisa bergadang, tapi maksain bergadang dan akhirnya sakit. Namun ada orang yang justru datang idenya saat malam menjemput. Nah, yang gini-gini perlu diperhatikan juga.


Akhirnya, kita semua adalah hero. Kita hanya perlu menilik diri kita dan membekali diri dengan kekuatan yang dapat menambah diri kita agar kita dapat menang satu tim, satu komunitas, satu keutuhan sebagai manusia. Selamat bertanding

Wednesday, August 1, 2018

Raja yang Bijaksana Berkeliling Daerah Kekuasaannya

Di jaman yang lampau, tersebutlah seorang raja yang begitu bijaksana dan baik hati kepada rakyatnya. Bukan hanya di kalangan rakyat, bahkan di kalangan binatang pun raja ini begitu terkenal baik hati.

Suatu hari, raja mengelilingi daerah kekuasaannya. Dia ingin melihat apakah ada dari rakyatnya yang membutuhkan pertolongan. Sewaktu berkeliling, dia melihat sang semut begitu kurus dan tidak bertenaga. Sang raja pun lalu bertanya kepadanya.

"Semut, mengapa kamu begitu kurus?"
"Wahai Tuanku Raja, hambamu ini bisa kurus begini karena kurang makan. Hamba susah mencari makanan untuk dimakan, Tuanku Raja."
"Oya? Kalau begitu, berapa banyak roti yang kamu perlukan untuk makan selama satu tahun?" tanya raja kepada semut.
"Raja, saya memerlukan satu buah roti bundar untuk makan saya selama setahun."
"Pengawal berikan satu buah roti kepada si semut ini." ujar raja kepada pengawalnya.
"Saya berikan kamu untuk persediaan selama setahun. Nanti tahun depan, saya akan datang lagi kepadamu." ujar sang Raja kepada semut.
"Terima kasih banyak Tuanku Raja. Saya sungguh berterima kasih untuk kebaikan Raja." kata semut sambil mengundurkan diri kembali ke sarangnya.

Raja pun melanjutkan perjalanan dan kembali meneliti adakah rakyatnya yang sedang dalam kesusahan dan memerlukan bantuan.

Singkat cerita, setahun kemudian raja kembali mengelilingi daerah kekuasaannya. Raja ingat kepada semut yang diberinya satu roti bundar. Maka raja pun ke tempat tinggal semut tersebut.

"Semut, semut apa kabarmu?" tanya sang raja
"Wahai Tuanku Raja, saya sangat sehat. Raja lihat sendiri bagaimana kondisi tubuh hambamu ini."

Sewaktu melihat semut, raja memang melihat bahwa semut tidak lagi kurus dan mukanya pun berseri-seri karena makan yang cukup.

"Tuan Raja, bahkan roti yang raja berikan setahun yang lalu, masih ada setengahnya."
"Ternyata dengan makan secukupnya, kamu bisa hidup dengan sehat ya semut. Bagus kalau begitu. Ini saya berikan kamu satu lagi roti bundar. Berikanlah kepada yang lain dan ajarkan mereka untuk hidup sehat." nasihat raja.
"Baik Tuanku Raja, titah Raja pasti hamba laksanakan."

Raja pun senang karena semut yang ditolong tersebut malah memberikan pengalaman yang baik untuk sekitarnya.

Didongengkan oleh Kue Kacang Merah

Tuesday, July 31, 2018

Si Gajah yang Baik Hati - Episode 2 (END)

Suatu kali gajah berjalan berkeliling hutan. Dia merasa bahwa perbuatan baiknya seperti sia-sia. Harimau dan kancil malah membalasnya dengan buruk. Gajah ingat juga pernah menolong harimau tersebut sebelumnya. Cuma dia juga menerima perlakuan yang sama.

Di tengah jalan, tiba-tiba dia melihat ada yang tersangkut di akar pohon. Ternyata ada seekor monyet yang terkenal sudah tua tersangkut di situ. Monyet itu begitu menderita.. Kasihan sekali melihatnya. Sang monyet pun bergerak tak berdaya. Gajah bergegas datang menolongnya.

Monyet merasa begitu bersyukur saat gajah dengan mudahnya memutus akar pohon. Akar yang tergantung di pohon itu pun terlepas dari tubuh sang monyet. Monyet begitu bersyukur.

"Makasih ya Gajah. Kamu baik sekali. Saya pikir saya akan mati di sini." ujar monyet.
"Bukan apa-apa. Saya senang membantu." balas sang gajah
"Kalau bukan karena kamu, saya tidak tahu akan jadi seperti apa saya sekarang."
"Ah, jangan begitu. Saya kan hanya memutus akar pohon saja. Saya senang bisa membantu."
"Nanti kalau perlu apa-apa, silahkan minta tolong ke saya aja." kata monyet langsung pergi kembali ke perkumpulannya.

Gajah pun merasa ceria kembali. Gajah senang sudah menolong. Sekalipun dibalas dengan buruk oleh binatang lain, namun bagi gajah menolong itu membuat harinya terasa ringan. Apalagi saat menolong monyet. Monyet begitu merasa tertolong.

Beberapa hari kemudian, hutan itu begitu heboh. Gajah yang biasanya sudah menolong binatang lain sedang terbaring sakit. Banyak yang menjenguknya. Sayangnya, tidak ada yang tahu apa penyakit gajah. Gajah begitu lemah. Dia hanya sanggup menggerakkan belalainya. Jika haus, belalainya mencari air di sekitar tempat dia berbaring.

Air minum gajah disediakan oleh binatang-binatang di hutan. Mereka secara sukarela bergiliran menjaga sang gajah. Mereka juga menyediakan makanan sang gajah dan keperluan lainnya. Gajah merasa begitu senang sekaligus sedih. Tidak biasanya dia menjadi beban bagi binatang lain. Tapi dia tidak tahu harus bagaimana. Dokter terpandai di hutan tersebut pun tidak tahu apa penyakit gajah.

Sampailah kabar tentang gajah yang sakit ini ke telinga monyet tua yang pernah ditolong gajah. Dia pun datang menjenguk. Monyet tua langsung berseru sewaktu melihat keadaan sang gajah.

"Gajah, saya tahu penyakit apa yang kamu derita."
"Sungguhkah itu pak monyet?"
"Iya, saya akan kembali lagi dengan membawa obatnya ya. Kamu istirahat dulu di sini ya."
"Baiklah pak monyet, terima kasih sekali..."
"Ah, itu bukan apa-apa." kata monyet tua sambil berlalu.

Beberapa lama kemudian, monyet tua pun kembali. Di tangannya, dia memegang rempah-rempah yang terbuat dari daun. Daun ini dia ambil di pinggir tebing.

"Gajah, saya akan menaruh daun-daunan ini ke dalam minumanmu. Nanti langsung diminum sampai habis ya. Setelah itu, saya akan mengisinya lagi. Besok kamu sudah sembuh."
"Wah, ramuan ajaib apa tuh pak monyet?" tanya binatang-binatang lain ingin tahu.
"Ramuan ini pernah saya lihat dipakai oleh pendahulu saya saat sedang mengalami sakit seperti yang gajah alami sekarang. Nanti saya akan beritahu kepada kalian semua agar suatu hari jika ada yang sakit maka bisa dipakai."
"Terima kasih pak monyet. Kami pikir Anda sombong karena tidak pernah mengobrol dengan binatang lainnya. Ternyata Anda baik sekali."
"Ya, saya belajar dari gajah untuk membantu yang lain saat diperlukan."

Begitulah.. perbuatan gajah yang suka menolong orang lain jadinya menular ke yang lain. Akhirnya, binatang di hutan tersebut belajar ilmu ramuan obat dari sang monyet tua. Mereka saling membantu. Jika ada yang punya keahlian, mereka saling membagi ilmu. Hutan tersebut jadi hutan yang paling terkenal. Semua binatang hidup rukun. Bahkan harimau dan binatang ganas lainnya lama-kelamaan jadi ikut membantu.

END


Saturday, July 28, 2018

Kenapa Jerawat Kebanyakan Ada di Wajah Sehingga Menyebabkan Tidak Pede?

Jerawat terjadi pada siapa saja, dari semua kalangan dan jenis kelamin. Tidak ada orang yang tidak pernah berjerawat. Jerawat adalah sesuatu yang pasti, sama seperti akan ada kehidupan dan juga kematian. Seringkali, masa-masa puber adalah dimana seseorang mengalami banyaknya jerawat. Ini membuat yang bersangkutan seringkali tidak percaya diri.

Kok bisa ya ada jerawat? Kenapa sih harus di muka? Meskipun ada juga sih yang di punggung, leher, dan dada, tapi jerawat di muka itu yang paling sering terjadi, bikin kita jadi ga percaya diri.Kenapa ga ada di bagian tubuh yang lain biar bisa kita sembunyikan?  Nah, ini dia jawabannya :

Jerawat adalah suatu kondisi kulit dimana pori-porinya tersumbat oleh kotoran sehingga menimbulkan kantong nanah dan atau kantong yang berisikan kotoran yang menumpuk. Kemunculannya sendiri merupakan perubahan hormon di dalam tubuh sehingga menyebabkan timbulnya kelenjar minyak di kulit, menurut Kligmann pakar jerawat.

Adapun kelenjar minyak banyak diproduksi oleh wajah dan juga rambut. Kelenjar minyak yang menumpuk di wajah dan ditambah dengan kotoran seperti debu dan asap, membuat minyak jadi tertutup kotoran. Kotoran tersebut jika dibiarkan terlalu lama di wajah, akan menyerap ke pori-pori dan membuat kulit jadi iritasi. Maka timbullah jerawat.

Itulah sebabnya, jerawat paling banyak ditemukan di wajah. Selain karena hormon, jerawat banyak timbul karena kita tidak membersihkan wajah dengan benar.

Thursday, July 26, 2018

Si Gajah yang Baik Hati - Episode 1

Di suatu hutan, ada seekor gajah yang terkenal baik hati. Sang gajah suka memberi pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Dia lakukan semuanya tanpa pamrih. Di hutan itu, sang gajah terkenal karena hal tersebut. Dia tidak pernah lelah untuk menolong, tidak juga pernah mengeluh karena dimintai pertolongan.


Pernah suatu hari, gajah melihat harimau yang galak sedang dalam kesusahan. Harimau ini tidak pernah ramah kepada siapapun. Dia selalu mengaum dan menakuti yang lain. Namun, meskipun sikap harimau itu jelek, termasuk kepada dirinya, gajah tetap menolongnya. Saat itu sang gajah melihat harimau sedang mengiris kesakitan. Ternyata, harimau tertindih oleh sebuah pohon yang tumbang.

“Gajah, tolong aku...”
“Sebentar, aku akan ke sana... Mengapa kamu bisa tertindih pohon?”
“Sewaktu aku sedang berlari mengejar mangsa, pohon itu tiba-tiba saja rubuh. Aku tidak sempat mengelak. Jadi aku tertindih. Sekarang aku sangat kesakitan.”
“Oke, aku akan segera mengeluarkanmu.”

Gajah lalu mengangkat pohon tersebut dengan belalainya yang kuat dan besar. Begitu terangkat, harimau langsung keluar dari himpitan. Dia mengelus-elus tubuhnya sebentar. Bukannya berterima kasih, melihat gajah sedang membereskan pohon tersebut agar binatang lain nanti mudah lewat, harimau punya pikiran yang jahat. Bagaimana kalau dia makan daging gajah? Dia tidak pernah makan daging gajah sebelumnya. Siapa tahu enak? Begitu pikirnya.

Saat itu, harimau langsung menggigit kaki sang gajah. Jangankan kena ke dagingnya, kulit kaki sang gajah begitu tebal seperti besi. Sama sekali tidak bisa digigit, bahkan gigi harimau jadi sakit dibuatnya. Sang gajah yang sudah mulai menyingkirkan pohon itu kemudian mendepak harimau dengan kaki.

“Hei harimau, mengapa kamu tidak tahu berterima kasih? Aku sudah menolongmu, tapi engkau malah mencoba menggigitku.”
“Aku lapar gajah. Aku melihat tidak ada salahnya kamu beri aku sedikit dagingmu.”
“Aku gajah yang baik hati tapi tidak bodoh. Kalau nanti jalanku pincang, aku jadi tidak bisa membantu yang lain. Kamu cari saja makananmu. Aku akan ingat bagaimana kamu memperlakukan aku yang telah menolongmu ini.”

Tanpa berkata apa-apa lagi, harimau langsung lari meninggalkan tempat itu. Dia takut jikalau gajah nanti berubah pikiran dan langsung menginjaknya, padahal dia masih sakit akibat tertindih pohon dan ditendang gajah.


Sang gajah juga meneruskan perjalanannya menyusuri hutan tersebut. Sampailah sang gajah di pinggir hutan yang berbatasan dengan tempat tinggal manusia. Beberapa waktu kemudian, dia melihat sang kancil yang sedang asyiknya makan mentimun. Mentimun itu dia ambil dari ladang petani yang ditanam dekat hutan. Gajah mengamati kelakuan sang kancil.

“Hei kancil, mengapa kamu berbuat jahat?”
“Apakah kejahatan yang aku lakukan? Aku hanya menikmati mentimun kesukaanku saja kok.”
“Kamu makan mentimun yang ditanam oleh pak tani. Itu kan artinya kamu mencuri milik orang lain.”
“Gajah, kamu ga perlu banyak ribut. Toh bukan mentimun kamu ini. Aku juga ambil cuma sedikit, ga akan merugikan petani tersebut.”

Setelah makan beberapa buah mentimun, si kancil kehausan. Dia mencari sumber air. Dia langsung menuju ke sungai. Saat itu memang sedang musim kemarau panjang. Setibanya di sungai, dia dapati sungainya sudah mengering.

Kancil nekat memberanikan diri ke pemukiman manusia. Dia ingat di sana ada sumur yang tidak begitu dalam. Kancilpun segera berangkat. Setelah dilihatnya tidak ada manusia, kancil pun terjun ke dalam sumur. Pikirnya, nanti dia akan melompat kembali keluar dari sumur.
Setelah puas minum, kancil pun melompat keluar dari sumur. Anehnya, dia tidak bisa menggapai atas sumur. Meski memang tidak begitu dalam, namun lompatannya kurang tinggi untuk dapat keluar dari sumur tersebut. Merasa panik, kancil berteriak ketakutan.

“Tolong, tolong aku...”
“Tolong, aku terjebak di dalam sumur...”
“Siapapun juga, kemarilah dan tolong aku...”

Tiba-tiba kepala gajah nongol.

“Gajah, tolong bantu aku.” teriak kancil ketakutan sekaligus lega.
“Tapi tadi kan kamu bilang, aku ga usah ikut campur.”
“Tidak gajah, aku mohon. Kamu benar dan apa yang kamu katakan juga benar. Aku bersalah telah mencuri mentimum milik pak tani. Harusnya aku mencari makananku dengan cara yang halal. Cepat tolong aku gajah...”
“Baik, tapi kamu harus tepati janjimu ya...”
“Baik gajah...”

Gajah, yang memang hatinya begitu baik, mengulurkan belalainya yang panjang ke dalam sumur. Si kancil segera meraih belalai gajah tersebut dan kemudian langsung lari.

Kancil malah sempat berkata, “Terima kasih gajah, aku akan ingat untuk tidak masuk ke dalam sumur lagi. Tapi aku perlu hidup. Jadi, aku tidak bisa memenuhi janjiku untuk tidak mencuri mentimun lagi. Selamat tinggal gajah...” kata kancil sambil cepat-cepat kabur.

Bersambung...

Wednesday, March 14, 2018

Namaku Hardy, Rasa Anak Angkat yang Pernah Ada



Namaku Hardy, sebelum aku menceritakan kisahku, sejujurnya aku ingin melupakan apa yang telah terjadi. Sayangnya, aku ini tipe manusia yang mempunyai long term memory. Aku masih ingat bagaimana aku belajar berjalan, aku masih ingat bagaimana aku jatuh dari tangga 25 tahun yang lalu, aku masih mengingatnya seolah kejadian itu baru kemarin. Sayangnya aku juga masih ingat kejadian yang ingin aku lupakan di dalam hidupku ini.

Aku lahir dari keluarga yang tidak berada. Sebelum aku lahir, kesembilan saudaraku sudah hadir ke bumi duluan. Dengan adanya aku, keluarga kami makin banyak anggotanya. Tentunya makin banyak biaya yang dikeluarkan, karena menambah satu mulut lagi untuk disuap. Mungkin inilah sebabnya mengapa aku hanya bersama keluarga kandungku selama 4 bulan.

Selebihnya, keluarga baru datang secara resmi untuk mengadopsiku. Aku kemudian mulai mengenal wanita lain sebagai ibuku, dan suaminya sebagai ayahku. Sejak aku mulai bisa berbicara, merekalah yang pertama kali aku panggil sebagai ayah dan ibu.

Ibuku baru menikah dengan ayah saat usianya sudah mencapai 40 tahun, hal inilah yang mungkin menyebabkan mereka susah punya anak. Atau mungkin karena ayahku mandul, entahlah aku tidak tahu banyak tentang hal itu. Gosip tetangga yang mungkin menyakitkan telinga, atau omongan orang yang kurang sedap didengar, mungkin itulah aku berada di sini bersama keluarga baruku.

Mengenai keluarga kandungku sendiri, aku tidak pernah bertemu dengan mereka lagi sejak saat itu, bahkan setelah aku tahu aku anak angkat ataupun ketika aku sudah dewasa seperti sekarang ini. Di dalam pemikiranku, di satu sisi aku pikir mereka pasti merasa bersalah karena telah memberikanku kepada orang lain. Di sisi lain, aku tidak mau menyakiti wanita yang sekarang aku panggil ibu.

Aku juga tidak ingin tahu mengapa mereka menyerahkan aku kepada orang lain. Kurasa mereka tidak punya pilihan lain dengan kondisi yang seperti itu. Bagi aku, hal ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Aku tidak banyak tahu juga tentang bagaimana aku diadopsi, ayah jarang bicara soal hal itu. Mungkin penyebabnya karena dia sendiripun anak angkat.

Dengan menjadi anak angkat, bukan berarti hidupku sepenuhnya bahagia. Tapi kalau aku disuruh memilih, menurutku situasinya akan sama saja. Belum tentu juga kalau aku tinggal bersama keluarga kandungku aku akan bahagia. Meski tinggal di rumah kontrakan, aku dengan keluarga angkatku ini, suasana di rumah kami pernah penuh dengan canda tawa. Rasa itu begitu sederhana tapi aku bahagia.

Namun, ada saat-saat kelam yang membuat rasa itu kemudian punah. Ayahku seorang KDRT. Ibuku selalu jadi sasarannya. Lama-kelamaan perbuatan KDRT ayah semakin parah. Suatu hari, dia mengancam ibu akan membunuhnya. Hal itulah yang kemudian membuat ibu lari dari rumah. Sejak ibu lari dari rumah, akulah yang menjadi sasarannya. Yang menyakitkan adalah ketika ayah lagi stress, dia suka bilang, "Lu bukan anak gua..." Hal itu masih membekas di hati. Aku tinggal bersama ayah selama dua tahun sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pindah ke panti jompo.

Sejak ayah pindah ke panti jompo, aku kembali tinggal bersama ibuku. Dia tinggal di rumah adik bungsunya. Aku pindah dengan membawa "monster" yang diciptakan ayah di dalam diriku. Karena kemudian, aku pun menjadi monster seperti ayahku, meski aku tidak melakukan kekerasan fisik tapi kata-kataku dan nada suaraku penuh dengan teriakan kepada ibu yang seharusnya aku kasihi. Aku seringkali harus mengontrol monster itu, tapi terkadang monster itu keluar tak terbendung.

Kalau ibu lagi over protective, seringkali dia memaksa saya harus menuruti perkataannya. Sedangkan aku, aku tentu punya cara pandang sendiri. Ditambah lagi, ada latar belakang suara adiknya yang bikin suasana bertambah keruh.

Adiknya suka ngomong, "Orang tua tidak bisa mengajar anak."

Yang lebih membuat aku kesal adalah ibu lebih mendengarkan adiknya dibandingkan aku. Ibu sendiri, dari sejak kecil selalu di rumah menjaga nenek, sehingga pergaulan pun kurang, sementara adik-adiknya bebas. Mungkin itulah yang menyebabkan ibu percaya semua perkataan adiknya, terutama tentang diriku. 

Sementara aku, merasa muak dengan mereka. Kalau di hadapan ibu, aku dianggap sebagai keponakan Tapi saat ibu tidak ada di TKP, siapalah aku ini. 
"Lu itu dianggep keluarga, makanya nurut." begitu kata mereka jika ibu ada.
"Lu numpang di sini karena kami mandang mama lu," begitu kata mereka ketika ibu tidak ada.

Berulang kali, perkataan-perkataan mereka menusuk ke hati. Berulang kali pula, mereka mengatakan hal berbeda jika ada ibu. Selama tiga tahun tinggal bersama adik bungsu ibu, aku selalu dianggap sebagai orang luar. 

Tahun 2013, suami adik ibu mengusirku. Saat itu, ibu ada di tempat kejadian, tapi ibu punya kuasa apa. Ibu toh juga menumpang. Gara-garanya? Aku telat membersihkan halaman rumah. Aku juga lupa perintah mereka untuk memasukkan kura-kura kembali ke dalam air. Kata mereka, kura-kura bisa mati kalau tanpa air. Hmmm....Jadi, kura-kura aja jauh lebih penting dibandingkan aku yang kata mereka dianggap anggota keluarga. Ternyata perlakuan mereka kepadaku seperti aku ini jongos.

Akhirnya aku ngekos selama kurang dari dua tahun. Memang waktu itu, kost ku dibayarin adik mama karena merasa bersalah akibat kelakuan suaminya. Sampai akhirnya, adik ibuku yang satu lagi tahu kalau aku diusir oleh adik iparnya. Awalnya, dia ngajakin aku dan mamaku pindah ke rumahnya. Awalnya, aku pikir dia bakalan berbeda.

Aku hanya bertahan selama enam bulan di rumahnya. Aku akui istrinya memang baik. Tapi pamanku dan anak-anaknya ya bajingan. Kesalahan kecil dicari dan diungkit. Tiap hari dia ribut. Mereka buat aturan yang bikin aku terikat. Memang, dia juga yang merekomendasikan aku untuk bekerja, tapi gaji Rp 1,5 juta cukup untuk apa? Kekecilan gaji tiap hari diteror untuk pindah. Pernah juga, dia bilang niat untuk membantu aku usaha ojek online. Pas sudah daftar, eh dia berubah pikiran. Aku pun udah jadi males mau ngomong lagi. Aku sempat satu bulan ga ngomongan sama pamanku ini.

Suatu hari, enam bulan setelah tinggal di rumahnya, aku ditawari kerja sama temanku di Cikarang. Saat aku mau pamitan untuk pindah, aku malah diusir. "Kalau memang ga sejalan, ya kamu memang harus keluar dari sini biar ga konflik," itu kata mereka. Sejak saat itu, aku ga tinggal lagi dengan 'keluargaku'. Aku setahun di Cikarang, dan sekarang aku hidup di Bali. Lebih baik begini. Aku ga mau dianggap beban sehingga terpaksa nampung aku. Aku menjaga diri sendiri agar tidak menyakiti mereka, sekalipun aku sudah disakiti.

Saat tahun baru Imlek, aku pernah pulang ke Jakarta. Teman-temanku meyakinkanku bahwa ini demi ibuku. Akhirnya, aku harus ketemu mereka kembali. Adik ibuku sempat memintaku untuk menginap sehari di rumahnya, begitu pula dengan ibuku. Namun, aku ingat kata-kata mereka. Daripada konflik, mendingan aku pergi. Mama maksa aku untuk baikan dengan mereka, tapi bagi aku memaafkan ga harus akrab. Cukup ambil jalan masing-masing. 

Sekarang ini, aku masih terluka tapi aku sudah memaafkan mereka. Luka butuh waktu untuk sembuh, lagian lukaku ini baru dua tahun. Seringkali tetap perlakuan mereka terbawa dalam malam-malam yang kelam. Aku memaafkan perlakuan mereka. Kalau mereka tak ingin punya hubungan dengan aku juga ga masalah. Saat mama sudah tiada, saat itulah hubunganku dengan mereka pun berakhir. Kadang aku pengen sekali bisa amnesia, apalagi ingatanku ini masih begitu jelas seperti kejadian kemarin. Hanya saja aku punya long term memory, jadinya suasananya masih begitu hidup di ingatanku. Inilah kisah kehidupanku, namaku Hardy.

Sumber : Hardy Chen

Kalian bisa tuker pikiran dengan narasumber mengenai kisah hidupnya di :
https://www.facebook.com/hussainshelomo.sudarshan