Wednesday, November 13, 2013

Kisah Akhir Dari Pria dengan Nama 4 Huruf

Selama 5 bulan, pria itu datang ke dalam kehidupan Anya dan memberi banyak pelajaran yang berharga. Meski pada akhirnya mereka putus, namun nampaknya hubungan itu tidak sia-sia. Terlepas dari semua kesalahan, baik yang dilakukan Anya ataupun pria ini, Anya menyadari bahwa hubungan itu sebenarnya sederhana sekaligus rumit. Ada banyak pelajaran kehidupan yang bisa Anya ambil dan dia bagikan di sini :

Jangan Terlalu Fokus Pada Hubungan Itu
Semakin fokus kita, semakin kita mengabaikan hubungan yang lain. Pada akhirnya, kita melihat kekurangan secuil sekalipun di dalam hubungan itu. Namun anehnya, ketika kita coba perbaiki, karena ini hubungan dua arah, semakin rasanya salah.

Dinikmati Saja
Kemana-mana tidak harus selalu berdua. Banyak hubungan lain yang perlu diperhatikan, pekerjaan, teman-teman, rekan kerja, sahabat pena, atau hubungan yang lainnya. Jalani hubungan itu dengan serius namun jangan menerka-nerka. Dinikmati saja dan berjalanlah sesuai kemajuan hubungan tersebut.

Jangan Terobsesi
Jangan terobsesi hingga menyebabkan posesif. Kalau sudah begini, sudah dipastikan tidak sehat dan akan mengganggu stabilitas keamanan hubungan.

Jangan Menurunkan Standar
Mungkin saja ada pacaran yang menurunkan standar. Standar yang dimaksud tentu saja yang krusial. Standar diturunkan supaya kita dapat berpacaran dengan dia. Jika di dalam hati Anda tidak ada kedamaian saat standar itu diubah, bagaimana mungkin mengharapkan hubungan yang sehat?

Jangan Berharap Perubahan
Menyangkut hal di atas, seringkali kita menginginkan dia berubah. Misalnya saja, "Ah, nanti dia juga berhenti merokok." Kalau memang dia sudah menjadi perokok selama ini, apa yang membuatnya bisa menghentikan kebiasaannya itu hanya karena Anda yang meminta. Suatu kebiasaan yang sudah bertahun-tahun dilakukan, mungkin bisa dihentikan tapi butuh waktu lama. Apakah Anda siap menunggu waktu itu?

Sebelum Serius, Tanyakan Hal Ini Pada Diri Anda
Apakah aku mau tetap hidup bersamanya dengan sifatnya yang seperti itu?
Apakah aku bisa menghadapi dia setiap kali dia marah?
Apakah aku dan dia sudah benar-benar pasangan serasi? Baik dari segi rohani ataupun sifat?
Apakah aku yakin dengan prinsip yang dia pegang?
Apakah aku merasa dia rela berkorban bagiku?
Apakah aku tidak bisa melihat orang lain kecuali dirinya?
Jika salah satu jawaban itu "Tidak" maka pikirkanlah kembali

Pada akhirnya, Anya menyadari bahwa itulah pelajaran kehidupan. Hubungan dengan manusia gampang-gampang susah, namun sebagai manusia kita harus terus belajar. Kisah Anya ini satu dari ribuan bahkan jutaan kisah yang terjadi di muka bumi ini. Baik buruknya, marilah kita ambil hikmahnya.