Tuesday, July 31, 2018

Si Gajah yang Baik Hati - Episode 2 (END)

Suatu kali gajah berjalan berkeliling hutan. Dia merasa bahwa perbuatan baiknya seperti sia-sia. Harimau dan kancil malah membalasnya dengan buruk. Gajah ingat juga pernah menolong harimau tersebut sebelumnya. Cuma dia juga menerima perlakuan yang sama.

Di tengah jalan, tiba-tiba dia melihat ada yang tersangkut di akar pohon. Ternyata ada seekor monyet yang terkenal sudah tua tersangkut di situ. Monyet itu begitu menderita.. Kasihan sekali melihatnya. Sang monyet pun bergerak tak berdaya. Gajah bergegas datang menolongnya.

Monyet merasa begitu bersyukur saat gajah dengan mudahnya memutus akar pohon. Akar yang tergantung di pohon itu pun terlepas dari tubuh sang monyet. Monyet begitu bersyukur.

"Makasih ya Gajah. Kamu baik sekali. Saya pikir saya akan mati di sini." ujar monyet.
"Bukan apa-apa. Saya senang membantu." balas sang gajah
"Kalau bukan karena kamu, saya tidak tahu akan jadi seperti apa saya sekarang."
"Ah, jangan begitu. Saya kan hanya memutus akar pohon saja. Saya senang bisa membantu."
"Nanti kalau perlu apa-apa, silahkan minta tolong ke saya aja." kata monyet langsung pergi kembali ke perkumpulannya.

Gajah pun merasa ceria kembali. Gajah senang sudah menolong. Sekalipun dibalas dengan buruk oleh binatang lain, namun bagi gajah menolong itu membuat harinya terasa ringan. Apalagi saat menolong monyet. Monyet begitu merasa tertolong.

Beberapa hari kemudian, hutan itu begitu heboh. Gajah yang biasanya sudah menolong binatang lain sedang terbaring sakit. Banyak yang menjenguknya. Sayangnya, tidak ada yang tahu apa penyakit gajah. Gajah begitu lemah. Dia hanya sanggup menggerakkan belalainya. Jika haus, belalainya mencari air di sekitar tempat dia berbaring.

Air minum gajah disediakan oleh binatang-binatang di hutan. Mereka secara sukarela bergiliran menjaga sang gajah. Mereka juga menyediakan makanan sang gajah dan keperluan lainnya. Gajah merasa begitu senang sekaligus sedih. Tidak biasanya dia menjadi beban bagi binatang lain. Tapi dia tidak tahu harus bagaimana. Dokter terpandai di hutan tersebut pun tidak tahu apa penyakit gajah.

Sampailah kabar tentang gajah yang sakit ini ke telinga monyet tua yang pernah ditolong gajah. Dia pun datang menjenguk. Monyet tua langsung berseru sewaktu melihat keadaan sang gajah.

"Gajah, saya tahu penyakit apa yang kamu derita."
"Sungguhkah itu pak monyet?"
"Iya, saya akan kembali lagi dengan membawa obatnya ya. Kamu istirahat dulu di sini ya."
"Baiklah pak monyet, terima kasih sekali..."
"Ah, itu bukan apa-apa." kata monyet tua sambil berlalu.

Beberapa lama kemudian, monyet tua pun kembali. Di tangannya, dia memegang rempah-rempah yang terbuat dari daun. Daun ini dia ambil di pinggir tebing.

"Gajah, saya akan menaruh daun-daunan ini ke dalam minumanmu. Nanti langsung diminum sampai habis ya. Setelah itu, saya akan mengisinya lagi. Besok kamu sudah sembuh."
"Wah, ramuan ajaib apa tuh pak monyet?" tanya binatang-binatang lain ingin tahu.
"Ramuan ini pernah saya lihat dipakai oleh pendahulu saya saat sedang mengalami sakit seperti yang gajah alami sekarang. Nanti saya akan beritahu kepada kalian semua agar suatu hari jika ada yang sakit maka bisa dipakai."
"Terima kasih pak monyet. Kami pikir Anda sombong karena tidak pernah mengobrol dengan binatang lainnya. Ternyata Anda baik sekali."
"Ya, saya belajar dari gajah untuk membantu yang lain saat diperlukan."

Begitulah.. perbuatan gajah yang suka menolong orang lain jadinya menular ke yang lain. Akhirnya, binatang di hutan tersebut belajar ilmu ramuan obat dari sang monyet tua. Mereka saling membantu. Jika ada yang punya keahlian, mereka saling membagi ilmu. Hutan tersebut jadi hutan yang paling terkenal. Semua binatang hidup rukun. Bahkan harimau dan binatang ganas lainnya lama-kelamaan jadi ikut membantu.

END


No comments:

Post a Comment